SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perdagangan terus menggenjot penerapan sistem pembayaran digital cashless menggunakan QRIS di seluruh pasar yang ada di Kota Semarang.
Bukan tanpa alasan, Kota Semarang sendiri saat ini melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) memang berambisi untuk melakukan digitalisasi kota, termasuk dalam hal transaksi keuangan dan perdagangan.
Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, mengatakan, pihaknya sudah sejak dua tahun lalu (2022) melakukan sosialisasi penggunaan QRIS ke seluruh pedagang pasar.
“Kami (pemkot) bersinergi dengan Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi tentang sistem pembayaran secara digital ini, cashless pakai QRIS. Jadi semua pasar – pasar di Kota Semarang kita dorong pakai QR code di setiap kios dan lapak dagangannya,” katanya, Jumat 6 Desember 2024.
Bambang menekankan, penggunaan QRIS ini selain memudahkan pedagang saat bertransaksi dengan pembeli, juga memudahkan bagi pihak pemkot saat memungut retribusi pedagang.
“Pakai QRIS itu jelas safety (aman), penjual dan pembeli mudah saat transaksi karena tidak perlu bawa uang (fisik), dan mengurangi resiko menerima uang palsu. Kitanya (pemkot) juga gampang saat menarik retribusi karena semua serba digital, jadi tidak ada aliran uang yang tidak jelas dan tidak ada kebocoran, sehingga PAD aman,” katanya.
Sementara itu, Dwi Adhi selaku staff Bagian Pendapatan Dinas Perdagangan Kota Semarang, menjelaskan, hingga saat ini Dinas Perdagangan terus melakukan sosialisasi penggunaan QRIS ke pasar-pasar yang ada di Kota Semarang tanpa henti.
“Kita sampai menerjunkan petugas langsung ke bawah untuk sosialisasi ini ke 20 pasar yang ada di Kota Semarang. Sekira total 5000-an pedagang pasar se-Kota Semarang sudah kita edukasi tentang keunggulan menggunakan QRIS,” katanya.
Hanya saja Dwi mengungkapkan kalau saat ini masih ada sejumlah pedagang yang masih enggan menggunakan QRIS lantaran belum terbiasa menerapkan model pembayaran secara digital cashless ini.
“Ya kita maklum, ini cuma soal kebiasaan saja. Kan biasanya selama ini mereka (pedagang pasar) dagang ketemu pembeli langsung tawar menawar dan langsung bayar cash (pakai uang fisik). Makanya kita juga pelan – pelan memberikan edukasi ke pedagang pasar untuk bisa juga menerima pembayaran secara cashless pakai QRIS ini,” katanya.
Dirinya menambahkan, hingga kini Dinas Perdagangan Kota Semarang terus melakukan sosialisasi penggunaan QRIS ke para pedagang pasar se-Kota Semarang dengan melakukan pendekatan langsung ke bawah.
“Di (pasar) Johar, Bulu, Karang Ayu, Peterongan dan yang (pasar) kecil-kecil lainnya kita sering menjelaskan soal amannya menggunakan QRIS. Selain mudah, juga tidak beresiko menerima uang palsu yang perputarannya rentan terjadi di pasar-pasar, dan juga lebih gampang karena tidak perlu bawa uang (fisik) tinggal discan stiker QRISnya,” katanya.
Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah (KPw BI Jateng), Nita Rachmenia, mengatakan, trend penggunaan transaksi digital menggunakan QRIS terus meningkat setiap tahunnya.
Jawa Tengah menduduki peringkat ke-3 dalam hal penggunaan QRIS dengan 7,4 juta pengguna hingga akhir Oktober 2024. Sedangkan untuk volume transaksinya sendiri, Jateng menjadi terbanyak ke-5 secara nasional, dengan pertumbuhan 461,87%.
“Untuk pertumbuhan merchant, Jawa Tengah menjadi yang terbanyak keempat secara nasional sebanyak 3,4 juta pengguna, dimana pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mendominasi penggunaan merchant QRIS sebesar 97,98%,” katanya.
Segmentasi UMKM tersebut terdiri dari Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), dan Usaha Menengah (UME) dengan sebaran terbanyak berada di kota Semarang sevesar 243,58%. Sementara untuk volume transaksi terbanyak juga terjadi di Kota Semarang sebesar 73,38 persen.
“Kami mengajak masyarakat luas untuk mulai transaksi digital menggunakan QRIS karena mempunyai keunggulan, seperti kecepatan transaksi dan tak perlu membawa uang tunai. Manfaatnya banyak, selain dapat memitigasi risiko peredaran uang palsu, QRIS saat ini juga masih menjadi metode paling aman untuk bertransaksi,” katanya.
HP