Hal-hal lain yang pasti akan ada nilai tambahnya, lanjut Amir Machmud, ketika kita mengusasi kemampuan menulis sebagai bekal untuk kiprah kita di bidang yang lain. “Pasti bukan hanya skripsi, bukan hanya bagaimana kita bisa menyempurnakan bentuk bentuk tulisan kita saat kita menulis disertasi, tetapi dalam bidang pekerjaan-pekerjaan yang akan kita geluti dalam hal apapun, pasti kemampuan menulis ini akan ada manfaatnya,” tuturnya.
“Kami akan selalu merasa bangga setiap alumni atau ketika mahasiswa sudah mulai mencoba mempublikasikan tulisannya di media masa. Bisa di media cetak, online maupun lainnya. Ini sangat menolong kita dalam menambah kemampuan mengungkapkan atau mengekpresikan segala sesuatu yang terkait dengan gagasan, ide atau hal-hal yang ada kaitannya dengan ilmu hukum,” terangnya.
Amir Machmud berharap 49 mahasiswa Angkatan XXI yang mengikuti sekolah jurnalistik selama dua hari ini mampu memberikan penguatan tentang nilai tambah dari faktor pembeda yang kita orientasikan bersama.
“Semoga kerja sama ini akan terus berlanjut dan menemukan bentuk yang makin baik dari angkatan ke angkatan. Insyaallah kami akan terus berusaha membuat pendidikan ini menjadi nilai tambah, dan bermanfaat bagi semua peserta,” imbuhnya.
Wakil Dekan 1 FH Unissula Dr. Widayati, S.H, MH, saat membuka Sekolah Jurnalistik Angkatan XXI menyampaikan, Sekolah Jurnalistik PWI Jateng yang bekerja sama dengan Unissula ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2012.
Dirinya berharap pendidikan jurnalistik seperti ini tidak diberikan pada saat mahasiswa menjelang wisuda, namun diberikan pada semester-semester awal ketika mahasiswa mulai masuk kuliah.
Dikatakan, pendidikan jurnalistik sangat bermanfaat untuk mahasiswa hukum karena berkaitan dengan penulisan. “Jika kita sudah terbiasa menulis, ketika kita ada tugas kuliah sangat membantu mahasiswa dalam membuat tugas,” ujarnya.
Mengapa FH Unissila harus ada pendidikan jurnalistik?
Dr. Widayati menyebut, menulis sangat penting untuk mahasiswa hukum. “Seorang mahasiswa harus menulis, begitupun saat mahasiswa sudah lulus dan berkecimpung di dunia kerja juga akan menulis. Menjadi advokat menulis, menjadi notaris menulis, jadi kita menulis terus. Kalau sudah terlatih semuanya akan lancar, dan pekerjaan kita akan baik dan berkualitas,” ungkapnya.
Terkait dengan penyelenggaraan sekolah jurnalistik ini, salah satunya adalah untuk membantu mahasiswa. Menurutnya, saat mahasiswa lulus tidak hanya menerima ijasah, tapi dalam regulasinya ada surat keterangan pendamping ijasah. “Fakultas bekerja sama dengan PWI Jawa Tengah membantu mahasiswa untuk mendapatkan surat keterangan pendamping ijasah,” tuturnya.