SALATIGA (SUARABARU.ID) – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) bersama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melanjutkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Melalui pendampingan yang dirintis sebelumnya, tim ini mendukung optimalisasi potensi lokal dengan mengolah umbi bit, komoditas unggulan desa, menjadi teh bit celup, sebuah produk inovatif dengan nilai ekonomi tinggi.
Berangkat dari karakteristik umbi bit yang kaya manfaat, namun memiliki aroma tanah (earthy taste) karena adanya kandungan geosmin, tim berhasil mengolahnya menjadi teh bit celup dengan cita rasa unik menyerupai jagung manis. Transformasi ini tidak hanya mengubah persepsi masyarakat terhadap umbi bit, tetapi juga menghadirkan peluang ekonomi baru melalui produk dengan merek “Bieten Thee”.
Pendampingan yang dirintis sejak beberapa waktu lalu ini membuahkan hasil nyata dengan diraihnya izin Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dan Sertifikat Halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal pada November 2024. Hal ini menandai kesiapan “Bieten Thee” untuk diproduksi dan dipasarkan secara lebih luas.
Koordinator Tim Pengabdian sekaligus pemegang hak paten teh bit celup Dr. Yoga Aji Handoko, S.Si., M.Si., menjelaskan, keberhasilan ini merupakan hasil dari rangkaian proses yang panjang.
“Kami memulai dari riset dan publikasi ilmiah bersama mahasiswa, pengajuan paten, hingga pelatihan masyarakat dalam pengolahan teh bit. Tidak hanya itu, kami juga menyusun studi kelayakan bisnis, melakukan riset pasar, hingga mengurus legalitas seperti P-IRT dan sertifikat halal,” ungkapnya, Kamis (28/11/2024).
Merambah pasar digital dan konvensional
Saat ini, pemasaran “Bieten Thee” telah dilakukan melalui strategi digital marketing di media sosial serta direct marketing di berbagai lokasi strategis seperti toko oleh-oleh dan mini market di Salatiga, Magelang, Ungaran, Semarang, Boyolali, hingga Solo. Upaya memperluas jangkauan pemasaran pun terus dikembangkan untuk membawa teh bit celup ini dikenal lebih luas.
Setia Humani Jatiningrum, S.E., M.M., dan Christina Ari Pramono Putri, S.Tr.Par., M.B.A., dosen FEB UKSW yang ikut berperan dalam program ini menyampaikan harapannya agar keberlanjutan program pendampingan ini dapat mengoptimalkan potensi pertanian Desa Sumberejo. “Kami ingin produk bernilai tambah ini mampu mendorong kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi lokal,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Sumberejo, Subandi dan Sekretaris Desa Suwondo juga memberikan apresiasi atas program yang mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. “Program ini sangat membantu kami dalam mengembangkan potensi lokal yang selama ini belum tergarap maksimal,” kata Subandi.
Melalui sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, teh celup “Bieten Thee” menjadi bukti nyata bahwa inovasi berbasis riset dapat mengubah komoditas sederhana menjadi produk unggulan yang berdampak luas, tidak hanya bagi Desa Sumberejo tetapi juga dalam skala yang lebih besar.
Kolaborasi ini juga menunjukkan bukti komitmen UKSW dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 1 Tanpa Kemiskinan, SDGs nomor 2 Tanpa Kelaparan, SDGs nomor 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDGs nomor 9 Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDGs nomor 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDGs nomor 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan.
Ning S