“Semua kiai NU menerima sampai dikeluarkan dekrit presiden oleh Bung Karno untuk diganti dengan sistem demokrasi terpimpin,” tuturnya.

Abdurrahman mengatakan alasan Kenapa NU mau menerima Nasakom, karena Inggris Bersiap menyerang Indonesia melalui Malaysia.

“Dan bung Karno butuh persatuan bangsa untuk menghadapi serangan Inggris tersebut yang akhirnya tidak jadi karena kuatnya persatuan bangsa,” tuturnya.

Kemudian, Abdurrahman melanjutkan, di masa Orde Baru kepemimpinan Soeharto yang mendeklarasikan Pancasila sebagai asas Tunggal supaya tidak ada lagi perpecahan antar anak bangsa. Maka Muktamar NU 1984 di Situbondo menyatakan bahwa NU menerima asas Tunggal Pancasila secara mutlak.

“Artinya, yuk warga NU kembali ke sejarah. Karena kita warga negara Indonesia berdiri Bersama di atas Pancasila dengan memiliki hak dan kedudukan yang sama serta mempunyai hak memilih dan dipilih.

Abdurrahman mengatakan jika masih saja menggunakan isu agama dalam kontestasi politik, maka peradaban Indonesia akan mundur.

“Maka kemudian kalo ada yang digoreng-goreng perihal perbedaan agama hanya sekedar berebut kekuasaan. Maka peradaban kita mundur. Padahal kita sudah menerima asas Tunggal Pancasila,” ucapnya.

“Kalau sekedar berbeda pilihan ya silahkan, tapi pakailah cara-cara yang elegan dengan tidak mencederai Pancasila dan memecah belah umat,” bebernya.

“Jadi karena ini Pilkada hanya sebentar sebagai upaya mencari pemimpin terbaik, jangan dipakai sebagai ajang memecah belah umat. Bangsa kita sebagai warisan pahlawan, harus kita ugemi,” tutupnya.

Hery Priyono