blank
Pohon penganti saat sawah belum ditanami padi, bayangannya tampak di permukaan air sawah. Foto: orami.co.id

Maka, menjadi lumrah jika pohon tersebut kerap didatangi wisatawan. Bukan untuk ziarah atau meminta sesuatu kepada penunggu pohon, tentunya, tetapi untuk menikmati pemandangan senja dengan hamparan sawah serta lanskap Gunung Merbau-Telomoyo dan matahari senja yang hendak tenggelam.

Mereka yang datang ke sini terutama pasangan muda-mudi. Mereka datang menjelang senja hanya untuk berfoto di pohon tersebut.

Puryanti, salah satu warga Desa Pulutan, menuturkan, bahwa dahulu terdapat dua pohon di lokasi tersebut.  “Sejak saya kecil, pohon itu sudah ada, Mas. Disebut Pohon Pengantin karena dulunya ada sepasang, tetapi yang satu telah ditebang,” ujar Puryanti sambil sibuk menyiangi sawahnya.

Akses menuju lokasi pohon pengantin cukup mudah, terlebih sudah bisa dirunut menggunakan aplikasi pencarian lokasi google maps. Kendaraan roda dua maupun roda empat juga bisa mengakses, bahkan oleh warga setempat sudah disediakan lahan parkir.

blank
Pohn pengantin dengan lanskap sawah dengan pemandangan mataharis enja yang tertutup kabut. Foto: Umbu Franklyn

Keberadaan pohon pengantin ini memang kemudian dijaga kelestariannya oleh Karang Taruna setempat. Mereka juga membuat jembatan agar akses menuju Lokasi lebih mjudah, dan juga menyediakan tempat parkir untuk kendaraan.

Tempat ini cocok buat pengambilan foto pranikah (prewedding) karena spotnya yang bagus. Terlebih lagi adanya mitos, pasangan yang berkunjung ke sini, konon kelak hubungannya akan langgeng sebagai suami-istri. Nah, silakan berkunjung ke sini dengan mengajak kekasih.

Umbu Franklyn