Kebiasaan dan perilaku masyarakat oleh sekumpulan pemuda Desa Kemujan dimanfaatkan sebagai perayaan budaya melalui konsep Festival Thothok Terusan.
Inisiatif baik ini, selain memiliki daya tarik bagi masyarakat dan wisatawan juga memiliki nilai pemajuan kebudayaan. Kegiatan yang dilaksanakan pada musim peralihan dari musim timur ke musim barat diawal bulan November merupakan pengetahuan lokal terkait dengan titimangsa.
Penggagas Festival Thothok Terusan, Moh Sofi’i menyampaikan, Festival Thothok Terusan yang pada tahun ini kali kedua diselenggarakan sebagai penanda peralihan musim.
Dengan begitu, ke depan masyarakat akan memahami dan sadar bahwa, jika Festival Thothok Terusan sudah diselenggarakan artinya musim telah berganti.
“Kegiatan ini merupakan ikhtiar aktivasi pengetahuan tradisional yaitu titimangsa atau masa (waktu). Tentu, pengetahuan waktu atau masa menjadi hal penting bagi masyarakat. Festival Thothok Terusan yang diselenggarakan bersamaan dengan musim pancaroba, yaitu pada tanggal 1-2/11/2024, selain sebagai perayaan warga juga sebagai pengingat bahwa, musim penghujan segera tiba. Korelasinya adalah agar supaya masyarakat bersiap terkait dengan ketahanan pangan”, tutur Moh Sofi’i.
Festival Thothok Terusan, konteks pemajuan kebudayaan relevan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2027 tentang Pemajuan Kebudayaan. Dalam UU ini, pelestarian pengetahuan lokal merupakan bagian dari 10 objek pemajuan kebudayaan.
Festival ini menjadi kekayaan budaya Karimunjawa, yang tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang. Tak hanya menyaksikan keindahan laut, destinasi perbukitan, tetapi juga tradisi budaya.
ua/a.rouf