JEPARA(SUARABARU.ID)– Ada yang menarik saat Haul ke-120 R.A. Kartini dan Peluncuran Buku Mozaik Pengabdian AKPB Wahyu Nugroho Setyawan S.I.K,. M.PICT., M.Krim di Bumi Kartini yang diselenggarakan di Rumah Makan Maribu Jepara, Sabtu (14/9-2024.
Ruangan dengan kapasitas 160 orang itu sebagian besar justru diisi oleh anak-anak muda mulai Forum OSIS SMA/SMK, Duta Genre, Forum Taman Baca Masyarakat, BEM Unisnu, Duta Bahasa Jateng mahasiswa, guru penggerak dan pegiat literasi di Jepara dengan iringan Cokekan Sedya Laras Bandengan. Sedangkan tamu undangan lain hanya terdiri Forkopimda, tokoh agama, sejumlah PJU Polres Jepara dan beberapa organisasi masyarakat.
Dalam pengantarnya Sekretaris Umum Yayasan Kartini Indonesia, Indria Mustika memberikan apresiasi terhadap AKBP Wahyu Nugroho Setyawan yang telah mencanangkan Kampung Kartini Tangguh di Desa Tegalsambi. “Ini wujud nyata untuk menghidupkan gagasan dan spirit RA Kartini untuk mengurai persoalan sosial yang ada ditengah masyarakat dengan berdasarkan keteladanan RA Kartini. Apalagi saat merencanakan program ini beliau juga melibatkan banyak fihak,” ujar Indria Mustika yang menyebut Kampung Kartini Tangguh adalah satu-satunya di Indonesia.
Acara tersebut dimulai dengan doa dan tahlil oleh Ketua MWC NU Kecamatan Jepara, Kyai Aunur Rofiq untuk mendoakan arwah R.A. Kartini yang memiliki jasa besar bagi Jepara dan bahkan bagi bangsa Indonesia. Juga secara khusus mendoakan keluarga pahlawan emensipasi itu agar senantiasa mendapatkan berkah dari Allah.
Peluncuran buku ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis kepada perwakilan unsur anak-anak muda oleh Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Dandim 0719 Jepara Letkol Arm. Khoirul Cahyadi dan sejumlah pejabat yang mewakil unsur Forkopimda. Turut mendampingi penulis buku, Hadi Priyanto.
Sementara Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dalam sambutannya mengajak warga Jepara untuk lebih memahami gagasan dan spirit RA Kartini yang luar biasa. “Kita harus lebih paham dan kemudian mengimplementasikan dibandingkan masyarakat di daerah lain,” ujarnya.
Sedangkan dalam dialog peluncuran buku, disamping menampilkan Kapolres Jepara dan penulis buku juga dihadirkan panelis Prof Dr Alamsyah, S.S., M.Hum, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip Semarang. Dialog dipandu oleh Wienarto.
Pada kesempatan tersebut Kapolres Jepara mengungkapkan, sebenarnya yang dilakukan selama bertugas di Jepara hanyalah menjalankan tugas sebagai seorang anggota kepolisan dengan sebaik-baiknya. “Namun oleh penulis yang dikenal sebagai wartawan senior dan budayawan, dilihat ada yang layak ditulis untuk menjadi inspirasi anak-anak muda,” tuturnya.
Prof Dr Alamsyah menilai, buku biografi seorang tokoh dapat menjadi legacy atau warisan bagi masyarakat karena banyak hal-hal positif yang dapat dijadikan inspirasi. Biografi juga dapat menjadi penanda sejarah sebuah daerah pada periode tertentu tentang kondisi yang ada.
Adanya buku ini menurut Alamsyah dapat menjadi pengingat untuk dirinya sendiri agar tetap istiqomah mengabdi dan berbakti pada masyarakat, bangsa dan negara. Tentu kedepannya diharapkan lebih baik dan lebih membawa manfaat bagi masyarakat yang dilayaninya.
“Selain itu juga dapat menjadi inspirasi pemuda Jepara pada khususnya. Sebab jika dilihat perjalanan pendidikannya, AKBP Wahyu sejak SMA Taruna Nusantara, Sarjana Ilmu Kepolisian sampai program S2 dua kali di luar negeri dan dalam negeri dengan beasiswa, menunjukkan bahwa dia orang yang cerdas dan tekun,” terang Alamsyah. Saat menjabat sebagai Kpolres Jepara ia juga mampu membangun komunikasi yang produktif dengan semua elemen masyarakat dalam rangka menjaga dan mengembangkan keamanan dan ketertiban masyarakt, tambahnya.
Hadepe