Menparekraf/Kepala Baparekraf Sandiaga Uno didampingi Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso berbicara di depan para pelaku ekonomi kreatif. Foto: Hery Priyono

“Sinergi ini telah menciptakan peluang baru bagi sektor lain seperti kuliner dengan peningkatan jumlah wisatawan, serta kriya yang mendapatkan eksposur lebih luas. Batiknya sendiri juga dikembangkan lagi, tidak hanya jadi sandang utama tapi juga bisa jadi outer atau aksesoris fesyen lain,” katanya.

Workshop yang digelar di hall bawah Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang ini diikuti oleh 150-an pelaku ekonomi kreatif yang didorong untuk mengembangkan produk kreatif mereka melalui teknologi digital dan strategi inovasi.

Tak ketinggalan, dalam workshop tersebut, Eri Kuncoro, narasumber yang membahas pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI), menyampaikan bahwa AI dapat menjadi alat penting dalam mempercepat inovasi.

Selain itu, coaching clinic yang dipimpin oleh Ketua Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah, Adin Hysteria, memberikan panduan tentang bagaimana para pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing mereka melalui teknologi dan kolaborasi antarsubsektor kreatif.

“Dengan dukungan dari pemerintah, teknologi digital, dan kolaborasi antar-pelaku ekonomi kreatif, Kota Semarang diharapkan menjadi pusat ekonomi kreatif yang berkembang pesat, yang mana fesyen sebagai penggerak utama, sekaligus mempersiapkan diri untuk bergabung dengan UCCN dan membawa produk kreatifnya ke panggung dunia,” pungkasnya.

Hery Priyono