Menurut Bupati Blora, acara ini merupakan wujud komitmen bersama dalam menjaga semangat dan nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa ini.
“Cinta tanah air merupakan rasa memiliki (sense of belonging) oleh suatu bangsa terhadap suatu wilayah tertentu,” kata Bupati Blora.
Dikemukakan, cinta tanah air tidak hanya diucapkan dalam kata-kata, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata, termasuk dengan cara membela dan menjaga wilayah Blora dari segala bentuk ancaman dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
“Tanah air kita tercinta, Indonesia, merupakan bangsa yang kaya akan budaya, bahasa, adat istiadat, suku, dan agama. Keragaman ini adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, kita semua, baik pengurus DHC BPK 45 maupun masyarakat pada umumnya, harus mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap keberagaman ini sebagai wujud nasionalisme yang kuat,” ucap Bupati Blora.
Namun di era saat ini, sedang menghadapi, lanjut Bupati Blora, berbagai tantangan baru dalam mempertahankan sikap nasionalisme dan cinta tanah air. Pengaruh globalisasi, masuknya budaya asing melalui teknologi dan media sosial, serta munculnya paham-paham radikalisme yang mengancam persatuan bangsa, menjadi tantangan serius.
“Terkhusus pada Generasi muda, sangat rentan terpapar pengaruh luar yang dapat mengikis nilai-nilai kebangsaan. Sikap apatis terhadap sejarah perjuangan bangsa dan semakin menurunnya rasa memiliki terhadap tanah air, perlu kita hadapi dengan bijak. Di sinilah pentingnya peran DHC BPK 45, sebagai garda terdepan untuk menanamkan kembali nilai-nilai nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa,” tandas Bupati Blora.
Kudnadi Saputro