blank
Jumpa pers FBA diikuti beberapa seniman asal Papua, hari ini (Rabu, 4/9/24). Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Festival Bhumi Atsanti (FBA) akan digelar pada 6-8 September 2024 di Dusun Bumisegoro, Desa/ Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Pagelaran kali ini merupakan yang ketiga kalinya.

Ketua Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti Foundation) MF Nilo Wardhani, dalam jumpa pers hari ini (Rabu, 4/9/24) mengatakan, FBA bertujuan memperkenalkan kebudayaan bagi anak muda. “Supaya belajar kebudayaan dari berbagai daerah,” katanya.

Tahun lalu dalam satu tahun even tersebut digelar dua kali. Yakni pada Maret dan Agustus 2023.

Untuk tahun ini mengangkat tema: Hayuning Roso. Akan
dimeriahkan penampilan 350 seniman dari 18 kelompok kesenian. Mereka berasal dari beberapa daerah seperti Magelang, Yogyakarta, Cirebon, Bandung, hingga Papua.

“Tema: Hayuning Roso sengaja dipilih, menyesusikan dengan isu lingkungan, menggerakkan kepedulian terhadap lingkungan, terhadap bumi, sejalan dengan filosofi Jawa: memayu hayuning bawana, yang bermakna ikut mempercantik bumi,” tuturnya.

Generasi Muda

Melalui kegiatan berkesenian, pentas seni dan budaya, dia ingin menggugah siapa pun, terutama generasi muda, untuk lebih peka dengan isu-isu lingkungan hidup dan lebih bersahabat dengan alam. Misi itu kemudian diwujudkan dengan sengaja melibatkan sejumlah pelaku seni yang memang memanfaatkan bahan-bahan alam atau barang bekas, untuk berkesenian.

Hal itu terlihat dari salah satu kesenian yang akan tampil. Misalnya, musik blekothek, yakni pentas musik dari anak-anak SD Kanisius Kenalan, Kecamatan Borobudur. Musik blekothek yang
merupakan singkatan dari biar jelek otak harus melek itu, disajikan dengan alat-alat musik yang terbuat dari barang-barang bekas seperti kaleng, galon air, kayu, bambu, dan beragam botol.

Pimpro sekaligus Art Director FBA 2024, Putri Maharani, menambahkan, keterlibatan para seniman, peserta dari FBA kali ini, didapatkan melalui mekanisme open call, undangan dan open call terbatas bagi para seniman yang sebenarnya sudah ingin tampil tahun lalu. Akhirnya baru berkesempatan terlibat di tahun ini.

Keseluruhan tampilan dari para seniman bisa disaksikan oleh siapa saja secara gratis, tanpa harus membayar tiket masuk.

Dijelaskan pula, FBA 2024 diagendakan dibuka oleh Pj Bupati Magelang, Sepyo Achanto, pada Jumat (6/9/2024) malam.
Sebelum itu, pada Kamis (5/9/2024), akan digelar workshop yang akan diikuti para
seniman dari suku Kamoro, Papua Tengah, di Desa Kebonsari, Kecamatan Borobudur dan di sanggar seni milik Ismanto di Desa Sengi, Kecamatan Dukun.

Dalam pentas yang ditampilkan pada 6-8 September nantinya akan dilakukan kolaborasi sejumlah seniman lintas daerah. FBA juga akan disemarakkan dengan acara bazar yang diikuti oleh 18 pelaku usaha di Magelang dan Yogyakarta.

Ketua Pelaksana Festival Bhumi Atsanti, Luisa Gita mengatakan, para penampil dalam FBA datang dari berbagai daerah dan seniman asli Borobudur. Antara lain adalah Ki Hari Darmo dan grup kesenian jathilan Ngaran, yang akan tampil pada Sabtu (7/9/2024). Ki Hari Darmo akan mengajak 23 krunya, akan menampilkan pentas wayang dengan lakon: Bima Gugah yang akan menceritakan tokoh Bima atau Werkudara yang sedang melakukan tapa kungkum, atau bertapa sembari berendam di Sungai Gangga. Pentas wayang itu akan digelar dalam durasi sekitar tiga jam.

Eko Priyono