blank
Kado kemerdekaan, EMCL umumkan ditemukannya minyak perdana dari pengeboran Banyu Urip Infil Clastic. Foto: Humas

Dwi menambahkan, produksi Lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD). “Berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan EMCL dalam menjaga kinerja lapangan, yaitu meningkatkan produksi dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada,” katanya.

Setelah keberhasilan pemboran sumur pertama, diharapkan pada kuartal 4 tahun 2024 akan onstream pemboran sumur kedua dan memberikan tambahan produksi hingga 9.300 BOPD di tahun 2024.

“Investasi untuk ketujuh pemboran sumur dengan ikut memperhitungkan pekerjaan subsurface mencapai US$ 203,5 juta atau setara Rp 3,25 triliun (kurs Rp 16.000 per USD) dan diperkirakan memberikan penambahan penerimaan negara sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32 triliun. Diharapkan dapat memberikan tambahan minyak sebesar 42.92 MMSTB. Upaya-upaya tersebut dapat menjembatani potensi Indonesia dalam mencapai target 1 MMBOPD dan 12 BSCFD pada dekade ini. Potensi-potensi ini kita terus gali, tentunya demi meraih cita-cita jangka panjang untuk kemandirian energi,” tegas Dwi.

Dwi menyampaikan apresiasi dan rasa gembira atas informasi yang disampaikan oleh Ibu Carole J. Gall pada saat CEO Forum awal bulan ini, di mana ExxonMobil berkomitmen untuk melakukan joint study di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa potensi hulu migas di Indonesia masih menjanjikan, dan untuk itu SKK Migas siap memberikan dukungan penuh atas apa-apa yang akan dilakukan oleh ExxonMobil untuk menemukan cadangan migas baru di Indonesia.

Carole Gall, Presiden ExxonMobil Indonesia, menambahkan, “ExxonMobil berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia secara aman, andal, dan efisien. Kami bangga atas hasil menggembirakan dari program pengeboran BUIC dan kami berterima kasih kepada Kementerian ESDM serta SKK Migas atas kepemimpinan dan kerja sama yang luar biasa,” kata Carole.

Kegiatan pengeboran BUIC menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh berkembangnya perusahaan nasional serta komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas.

Pengeboran BUIC ini juga melibatkan kontraktor lokal dan menyerap tenaga kerja setempat. Keterlibatan tersebut telah menambah nilai ekonomi di bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.

Ning S