SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dosen Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM), menggelar Seminar dan Lokakarya (Semiloka), dalam rangka menyiapkan kurikulum berbasis OBE, di Ruang Telekonferensi Gendung Menara USM, Selasa (6/8/2024).
Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), merupakan sistem pendidikan yang dirancang berfokus pada outcome. Dan tidak hanya berpusat pada materi yang harus diselesaikan.
Secara sederhana, kurikulum ini menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, efektif, serta interaktif. Sehingga anak didik dapat mengembangkan keterampilan baru, yang mempersiapkan mereka di level lebih global.
BACA JUGA: Kanwil Kemenkumham Jateng Lakukan Audit Kepatuhan PMPJ Notaris di Kabupaten Boyolali
Semiloka dihadiri 80 peserta dari berbagai unsur, baik akademisi, mahasiswa, alumni, UMK Kudus, dunia industri seperti Telkom, Smart Fren, BMKG, Diskominfo, BPBD, Cimory, Dinkes Kota Semarang dan lain-lain.
Kegiatan yang berlangsung sehari penuh ini menghadirkan dua narasumber, Pof Dr Ridwan Sanjaya SE Skom MS IEC dari Unika Soegijapranata (Soegijapranata Catholic University/SCU) dan Prof Dr Ir Eko Sediono MKom dari UKSW Salatiga.
Dekan FTIK USM, Prind Triajeng Pungkasanti MKom mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka menyusun kurikulum terbaru. Sebab pada September 2025, pihaknya harus menerapkan kurikulum baru berbasis OBE.
BACA JUGA: Temui Petinggi Partai di DPP, Syaiful Anam ‘Karewox’ Siap Bertarung di Pilkada Jepara
”Kami diminta setiap empat tahun sekali, menyelaraskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dari industri ataupun kebutuhan dari pemerintah. Dalam kegiatan ini, kami melibatkan stakeholder yang berasal dari industri, baik itu negeri maupun swasta. Kami juga melibatkan perguruan tinggi yang ada di sekitar, yang jurusannya sama,” kata Prind.
Dia menjelaskan, jurusan Teknologi Informasi FTIK USM memiliki dua program studi, yaitu program studi S1 Sistem Informasi dan S1 Teknik Informatika.
”Setiap 4-5 tahun kami harus melakukan evaluasi kurikulum. Apakah kurikulum itu relevan atau tidak? Kalau misalnya memang masih relevan, bisa diteruskan. Tetapi kalau misalnya tidak relevan, berarti kami harus tetap melibatkan stakeholder yang berkaitan dengan pengguna lulusan,” terangnya.
BACA JUGA: Upacara HUT Kemerdekaan RI di Blora Akan Kibarkan Duplikat Bendera Pusaka
Sementara itu, Prof Eko Sediono menyampaikan, semiloka ini juga menjadi kurikulum berbasis outcome.
”Berbasis luaran, jadi bukan lagi mahasiswa belajar apa? Tetapi mahasiswa bisa apa? Sehingga diharapkan, kemampuan yang diperoleh dari perkuliahan ini bisa diterapkan di tempat kerja,” ungkap Prof Eko.
Menurut dia, saat ini USM terus mengembangkan program-program pembelajarannya yang berbasis luaran ini. Diharapkan, nanti akan menghasilkan luaran yang prima. Lulusan yang diserap institusi yang berkualitas.
Riyan