blank
Sekda Edy Sujatmiko bersama peserta Rapat Kerja Kesehatan Kabupaten (Rakerkeskab) Jepara yang berlangsung pada hari Rabu, 7 Agustus 2024. Foto: Asrori

JEPARA (SUARABARU.ID)  – Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH, memimpin Rapat Kerja Kesehatan Kabupaten (Rakerkeskab) Jepara yang berlangsung pada hari Rabu, 7 Agustus 2024. Acara ini diadakan di Aula I Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara dan mengangkat tema “Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Melalui Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) untuk Perencanaan Tahun 2025 – 2030 di Kabupaten Jepara”.

Rakerkeskab ini merupakan tindak lanjut dari Rakerkesnas (Nasional) dan Rakerkesda (Provinsi). Acara ini dihadiri oleh 115 peserta yang terdiri dari pejabat struktural, sub koordinator, staf Dinas Kesehatan, kepala UPTD, kepala Puskesmas, serta lintas sektor dan stakeholder terkait di Kabupaten Jepara.

blank
Sekda Edy Sujatmiko saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Kesehatan Kabupaten (Rakerkeskab) Jepara. Foto: Asrori

Kepala Dinas Kesehatan Dr. Mudrikatun, S.SiT., SKM., MMKes., MH. Bdn., dalam laporanya menjelaskan pentingnya transformasi sistem kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan melalui enam pilar utama. “Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer adalah pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan,” ujar Dr. Mudrikatun.

Ia juga menyampaikan,   rapat kerja ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak guna menyusun perencanaan strategis untuk tahun 2025-2030. “Kami mengharapkan sumbangsih saran yang membangun dari lintas sektor dan stakeholder terkait, serta merencanakan indikator target capaian yang realistis untuk lima tahun ke depan,” tambahnya.

Tujuan lainya untuk merencanakan indikator sebagai target capaian yang harus dicapai dalam lima tahun ke depan. Dr. Mudrikatun menekankan pentingnya memiliki pedoman pelaksanaan kegiatan di masing-masing unit pelaksana serta menetapkan target yang realistis dan dapat dicapai. “Indikator ini akan menjadi acuan bagi setiap unit pelaksana dalam menjalankan tugas mereka,” tambahnya.

blank
Sekda Edy Sujatmiko dan Kepala DKK Kabupaten Jepara Mudrikatun. Foto: Asrori

Selain itu, Rakerkeskab ini juga membahas sinkronisasi kegiatan di tingkat provinsi dan pusat untuk menghasilkan kebijakan bidang kesehatan yang lebih baik. Dengan adanya Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, diharapkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Jepara akan semakin meningkat dan merata.

Dalam sesi diskusi, berbagai isu strategis di bidang kesehatan dibahas secara mendalam. Peserta rapat mencari solusi dan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. “Kami berharap dapat menyelesaikan permasalahan yang menjadi isu strategis di level tertinggi pengambil kebijakan di bidang kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara,” ungkap Dr. Mudrikatun.

Kegiatan ini menjadi semakin meriah ketika Hadi Wibowo, SKM, MM, sang MC pembuka, mengumumkan bahwa acara akan dipandu oleh moderator paling ganteng, Muslimin, SKM, MMKes.  “Bapak Ibu sekalian, hari ini kita akan dipandu oleh moderator paling ganteng, Muslimin, SKM, MMKes!” ujar Hadi dengan penuh semangat. Pengumuman ini langsung disambut dengan gelak tawa dan tepuk tangan dari para peserta.

Muslimin, yang memang dikenal dengan gaya ceria dan menghibur, segera mengambil alih panggung. Dengan gaya yang gerrrr, ia berhasil mencairkan suasana dan membuat Sekda Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH, tersenyum lebar.

Dalam paparanya, Sekda Edy Sujatmiko menekankan pentingnya Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “ILP dirancang untuk memastikan bahwa setiap warga dapat mengakses pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi di dekat tempat tinggal mereka,” jelasnya.

Selain pembahasan serius mengenai perencanaan strategis kesehatan, peserta rapat juga diajak berpartisipasi aktif, termasuk menyediakan lokasi untuk pelaksanaan ILP. “Kami mengajak seluruh kepala desa dan aparat desa untuk turut serta menyediakan lokasi bagi Pustu dan mendukung fasilitas yang dibutuhkan. Program nasional di daerah harus mandatory, siap tegak lurus hormat,” tegas Edy Sujatmiko.

Beberapa langkah strategis telah dirumuskan dalam Rakerkeskab Jeparta. Di antaranya adalah peningkatan layanan kesehatan melalui pengembangan Pos Kesehatan Desa (PKD) menjadi Puskesmas Pembantu (Pustu), pembangunan Puskesmas baru, dan pemenuhan tenaga kesehatan yang cukup dan berkualitas di setiap fasilitas kesehatan.

Sekda juga menyoroti pentingnya pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas untuk memastikan ketersediaan obat yang cukup dan berkualitas bagi masyarakat. “Pemenuhan kebutuhan obat adalah salah satu prioritas kami untuk memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan Dasar,” tegasnya.

Dalam upaya mencapai Universal Health Coverage (UHC), Sekda menekankan bahwa seluruh warga Jepara harus memiliki akses terhadap layanan kesehatan tanpa kesulitan finansial. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada warga Jepara yang tertinggal dalam mendapatkan pelayanan kesehatan,” tambahnya.

Pengembangan Posyandu dalam kerangka Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak. Sekda Edy Sujatmiko menjelaskan bahwa Posyandu memiliki peran strategis dalam menyediakan layanan kesehatan dasar yang terintegrasi dengan berbagai program kesehatan lainnya. “Posyandu adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak. Pengembangan ini akan memastikan layanan yang lebih komprehensif dan terkoordinasi,” ujarnya.

Pemberian insentif kepada kader kesehatan di Pustu diharapkan dapat memotivasi dan menghargai peran mereka dalam pelayanan kesehatan. “Kader kesehatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di lapangan, dan mereka layak mendapatkan apresiasi dan dukungan,” ungkapnya.

Pengembangan aplikasi terintegrasi dengan program Satu Sehat yang menghubungkan Posyandu, Pustu, Puskesmas, dan praktik dokter mandiri juga menjadi prioritas untuk meningkatkan efisiensi dan koordinasi layanan kesehatan.

“Digitalisasi layanan kesehatan adalah langkah penting untuk mencapai pelayanan yang lebih baik dan efisien,” ujar Edy Sujatmiko. Beliau menambahkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 400 aplikasi yang digunakan dalam layanan di Kabupaten Jepara, yang biaya perawatan dan upgrade-nya sangat mahal. “Diharapkan aplikasi-aplikasi ini dapat diintegrasikan dengan platform Jepara.go.id yang dikelola oleh Kominfo,” tambahnya.

Pengembangan aplikasi terintegrasi ini akan membantu menciptakan sistem kesehatan yang lebih komprehensif dan terkoordinasi. Dengan menghubungkan berbagai fasilitas kesehatan melalui satu platform, diharapkan proses pelayanan menjadi lebih mudah dan cepat, serta meminimalisir kesalahan administrasi.

Salah satu momen yang mendapatkan perhatian khusus adalah ketika Petinggi Desa Sukodono menyatakan dukungannya terhadap program pemberian insentif kepada kader kesehatan setara dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK). “Desa Sukodono siap mendukung penuh program ILP, salah satunya dengan memberikan insentif kepada kader kesehatan sebesar UMK,” ujar Petinggi Desa Sukodono dengan penuh semangat. Pernyataan ini langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari peserta rapat.

Rapat kerja ini menjadi momentum penting bagi Kabupaten Jepara dalam menyusun rencana strategis kesehatan jangka panjang yang lebih komprehensif dan terintegrasi, sejalan dengan agenda Pemilihan Bupati Jepara dan upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Hadepe – Asrori