Puluhan anak-anak dan remaja berseluncur di pintu air bendungan Pleret Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang baru-baru ini menjadi viral di media sosial. Foto: Istimewa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemandangan banyaknya anak-anak dan remaja yang main seluncuran di pintu air bendungan Pleret Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang, menjadi viral di jagat media sosial belakangan ini.

Anak-anak dan para remaja itu terlihat sangat gembira menghabiskan waktu dengan hiburan murah meriah, di tengah aliran sungai Banjir Kanal Barat. Bahkan beberapa atraksi seluncuran diperlihatkan oleh anak-anak itu, tanpa takut akan derasnya arus.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meminta anak-anak yang bermain di sana untuk tetap waspada, meski pihaknya tak memberikan larangan. Mengingat, arus aliran air Banjir Kanal Barat cukup deras. Apalagi jika datang air bah dari wilayah hulu sungai.

“Saat ini memang masih viral terkait surfing Pleret di BKB itu. Memang jadi suatu keunikan, karena kebetulan airnya itu sedang surut. Tetapi kami harapkan tetap waspada, karena ada kekhawatiran kalau terjadi air bah,” ujarnya, Selasa 16 Juli 2024.

Tak hanya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mewaspadai cuaca, dan Pemkot Semarang siap memberikan update informasi ini kepada masyarakat.

“Kami juga minta DPU untuk melihat dan mengecek EWS (Early Warning System) yang terpasang. Nanti akan ada semacam sinyal warning kalau terjadi kiriman air lebih besar. Agar anak-anak bisa waspada juga,” katanya.

Menurutnya, EWS tersebut akan memberikan sinyal peringatan jika terjadi kondisi debit air tinggi di wilayah atas. Pihaknya tak memberi larangan, hanya meminta warga tetap waspada dan berhati-hati.

“Karena namanya anak-anak kan suka bermain, untuk itu saya minta berhati-hati dan kemudian bisa memperhatikan kondisi sungai saat bermain,” katanya.

Terpisah, Camat Semarang Barat, Elly Asmara, mengatakan, sesuai tupoksi kecamatan akan mengimbau warga dan anak-anak yang bermain surfing di Pleret agar waspada dan menjaga keselamatan masing-masing.

“Kami akan menindaklanjuti dengan memasang rambu dan banner call center darurat dari relawan, SAR maupun kecamatan sendiri. Hal ini agar masyarakat bisa menghubungi jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujar Elly.

Hal ini, sebutnya, sejalan dengan imbauan ibu Wali Kota Semarang untuk terus memantau dan memonitor kondisi di bendungan Pleret BKB.

“Kami sejalan dengan imbauan dan arahan ibu Wali Kota untuk terus memonitor, karena satu sisi ini memang hiburan masyarakat yang viral dan diinginkan masyarakat. Hiburan gratis dan murah seperti surfing Pleret ini yang kemudian viral,” katanya.

Terkait pertumbuhan parkir dan PKL di bantaran sungai sekitar BKB, Elly mengaku akan melakukan koordinasi serta penjagaan untuk menjaga ketertiban area tersebut.

Hery Priyono