blank
Kepala SMPN 7 Batang Moehammad Santoso menunjukkan kondisi sekolahnya yang rusak, Kamis 11 Juli 2024. Foto Diskominfo Batang.

BATANG (SUARABARU.ID) – Pascagempa magnitudo 4,4 yang mengguncang Kabupaten Batang, para pendidik mengupayakan agar proses rehabilitasi bangunan sekolah terdampak, segera dimulai. Pasalnya, apabila rehabilitasi tertunda, dikhawatirkan akan menggangu proses kegiatan pembelajaran di tahun ajaran baru nanti.

Kepala SMPN 7 Batang Moehammad Santoso memastikan, proses rehabilitasi bangunan khususnya ruang-ruang kelas yang rusak, segera akan dimulai pekan ini.

“Tidak boleh berlama-lama, target saya minggu ini perbaikan sudah dimulai. Sebab disamping perbaikan, juga harus pengecekan tahap akhir, apakah bangunannya aman untuk anak didik,” katanya, saat ditemui di ruang kelas SMPN 7, Kabupaten Batang, Rabu (10/7/2024).

Rehabilitasi bangunan akan dilakukan dihampir seluruh ruang kelas, karena terdampak dari goncangan gempa.

“Yang paling parah di kelas 7B, plafon roboh begitu pula di kelas lain ada yang mulai amblas. Semuanya ada 18 ruangan yang membutuhkan anggaran sebesar Rp 40 juta,” jelasnya.

Sebelumnya, telah diverifikasi oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW), dan hasilnya perlu direhabilitasi.

“Kegiatan pembelajaran tetap di kelas yang sama, setelah direhab, karena keterbatasan ruang. Rencana masuk mulai 20 Juli,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan, guru SDN Kalisalak Sugiarti yang menyampaikan, kerusakan terparah menimpa ruang perpustakaan yang digunakan kegiatan pembelajaran. Kendati demikian, sebagian besar ruangan juga mengalami kerusakan meski tak separah perpustakaan.

“Kerusakan terparah mayoritas pada bangunan lama, jika ditotal dengan bangunan lain kerugian mencapai Rp50 juta,” terangnya.

Para pendidik masih merancang konsep pembelajaran, agar tak terganggu selama proses rehabilitasi. “Kami sedang memikirkan apakah menerapkan pola shift pagi dan siang untuk pembelajaran anak, atau sesuai arahan kepala sekolah,” ujar dia.

Nur Muktiadi