Yuta Otake saat memberikan paparannya tentang kegiatan storytelling atau bercerita, yang menjadi salah satu media efektif dalam interaksi antara guru dengan siswa. Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Trainer guru dari Amerika Serikat, Yuta Otake mengatakan, storytelling atau bercerita, merupakan salah satu media yang efektif dalam pembelajaran, khususnya dalam berinteraksi antara guru dengan siswa.

Hal itu seperti yang diungkapkannya dalam lokakarya yang diselenggarakan di Bina Bahasa Jaya (BBJ) Universitas Semarang (USM), dengan mengusung tema ‘Empowering Educators Through Storytelling, di Ruang Teleconference, Gedung Menara USM Lantai 8, Rabu-Kamis (29-30/5/2024).

”Pembelajar atau mahasiswa lebih mengharapkan hadirnya seorang guru, yang dapat menjalin ikatan emosional. Bukan sekadar sosok yang dapat memberikan informasi pengetahuan,” kata dia.

BACA JUGA: Rektor: USM Telah Membentuk Karakter Intelektual dan Karakter Ke-Indonesiaan

Menurutnya, pandemi covid-19 yang terjadi secara tiba-tiba, menuntut adanya perubahan pada sistem pendidikan. Mereka harus beralih dari pembelajaran di dalam kelas secara luring, menjadi pembelajaran secara daring. Dan itu membutuhkan internet sebagai penyedia informasi.

”Hal ini menjadikan kurang relevannya peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, jika dilakukan hanya satu arah. Karena siswa sudah terbiasa mendapatkan pengetahuan dan informasi secara mandiri,” ujarnya.

Yuta percaya, guru harus dapat memberikan sesuatu yang berbeda kepada siswanya yang berada di rumah, ketika ada tantangan baru dalam proses pembelajaran di sekolah.

BACA JUGA: Tim PkM USM Beri Pelatihan Penanganan Pascapanen Daun Kelor

Pendekatan intensif, menurutnya, dapat membangun hubungan yang kuat antara guru dan siswa. Ini dapat dicapai melalui motivasi, keterlibatan emosional, dan komunikasi yang lebih personal.

”Untuk alasan ini, saya ingin berkonsentrasi pada penguatan elemen bercerita atau storytelling, yang ditawarkan guru kepada siswanya. Karena setiap orang memiliki cerita yang berbeda. Saya percaya, tidak ada sesuatu di dunia ini yang dapat bergerak tanpa cerita di dalamnya. Hal ini dapat membuat siswa merasa dekat, dan dapat menjadi tauladan bagi mereka,” ungkap CEO Mangrove Education itu.

Dia berharap, setiap guru dapat berlatih untuk mengoptimalkan kemampuan bercerita mereka, sebagai cara untuk membangun hubungan dan berinteraksi antara guru dengan siswanya. Sehingga hasil lokakarya ini dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran mereka di dalam kelas.

BACA JUGA: S1-Ilmu Hukum USM Terakreditasi Unggul dari BAN-PT

Pelaksanaan lokakarya ini dipromotori oleh Forum Institusi Layanan Bahasa (Filba), bekerja sama dengan Mangrove Education. Sedangkan BBJ USM menjadi salah satu tuan rumah dari rangkaian lokakarya itu.

Dalam kegiatan ini juga mengundang dosen dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. Di antaranya UMK, Unissula, Unisnu, Unika Soegijaranata (SCU) dan USM.

Riyan