Empat pimpinan partai p;ilitik di Jepara bertemu

JEPARA (SUARABARU.ID) -Menyikapi  dinamika politik jelang pilkada Jepara, empat pentolan partai di Jepara telah bertemu, Rabu (23/5-2024). Pertemuan yang berlangsung di ruang (F.DKBH) DPRD Jepara ini di ikuti oleh Latifun Ketua Partai Demokrat, H. Ahmad Fauzi ketua DPD Golkar Jepara, H. Bambang Harsono Ketua PAN dan H. Chairul Anwar Ketua Bapilu PKS Jepara.

Disamping melihat dinamika politik, mereka juga menginventarisir sejumlah persoalan strategis yang dihadapi Jepara pada tahun 2024 – 2029. Harapan mereka Pilkada nanti menghasilkan pemimpin yang mampu memberikan konstribusi riil permasalahan tersebut.

Pertemuan yang berlangsung di ruang (F.DKBH) DPRD Jepara ini di ikuti oleh Latifun Ketua Partai Demokrat, H. Ahmad Fauzi ketua DPD Golkar Jepara, H. Bambang Harsono Ketua PAN dan H. Chairul Anwar Ketua Bapilu PKS Jepara.

Menurut H. Ahmad Faozi yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Jepara salah satu tantangan pemimpin Jepara ke depan adalah bagaimana menghidupkan kembali pasar mebel Jepara tidak hanya tingkat lokal yg di andalkan melainkan mampu Go internasional sesuai dengan yang sudah di contohkan RA Kartini dan bupati Jepara  terdahulu.

“Saat Bupati Jepara dijabat oleh H. Hisom Prasetyo, telah dapat mengadakana pameran Jepara Handy Craft Exibition in Bali. ” Pameran itu kemudian membuka mata dunia bahwa Jepara memiliki potensi seni ukir yang tiada duanya di dunia. Karena itu manfaatnya dapat d rasakan oleh masyarakat Jepara sampai hari ini,” ujar Ahmad Faozi

Pertemuan di ikuti oleh Latifun Ketua Partai Demokrat, H. Ahmad Fauzi ketua DPD Golkar Jepara, H. Bambang Harsono Ketua PAN dan H. Chairul Anwar Ketua Bapilu PKS Jepara.

Karena itu menurut Ahmad Faozi, siapapun pemimpin yang akan datang,  mengembalikan kebesaran seni ukir menjadi PR yang perlu jadi bagian dari visi misi Bupati wakil bupati terpilih nanti.

Senada dengan  Faozi, Ketua Bapilu PKS Jepara   H. Chairul Anwar, mengatakan tantangan pemimpin Jepara adalah bagaimana orang orang pribumi Jepara mampu diberdayakan sehingga tidak hanya jadi pemain mebel lokalan, tapi benar benar mendunia.

Disisi lain Chairul Anwar juga mengungkapkan, pelestarian seni ukir melalui lembaga pendidikan   harus dihadirkan. “Perlu dilakukan teronosan, sebab SMK adalah miliki Pemerintah Provinsi. Sedangkan sekolah yang ada, yaitu SMKN 2 Jepara, karena kurikulum tidak lagi ada jurusan kriya ukir,” terangnya. Ini tugas Bupati – Wakil Bupati mendatang, tambahnya.

Sedangkan H. Bambang Harsono menyampaikan pertemuan ini adalah bagian dari embrio kerjasama politik pilkada Jepara 2024, dengan kursi yang di miliki oleh Partai Golkar 4, Demokrat 2, PKS, 2 dan PAN 2 kursi, dengan jumlah kursi 10, maka ini bisa di jadikan syarat minimal meraih tiket maju pilkada Bupati wakil bupati Jepara.

“Siapapun personalnya,  baik dari internal kader maupun non kader yang jelas harus mampu menjawab tantangan yang ada di Kabupaten Jepara,”ujar Bambang Harsono

Lebih lanjut ia mengungkapkan,  dengan banyaknya industri manufaktur mulai pakaian, sepatu, tas dan lainnya, telah menciptakan permasalahan baru yaitu meningkatnya tingkat perceraian sehingga ini harus dicarikan solusi agar generasi Jepara tidak menurun baik dari sisi kualitas pendidikan, karakter maupun kesehatannya. “ Juga harus ada solusi dan jalan keluar, agar kehadiran industri padat kerja kini tidak memaatyikan UMKM lokal Jepara,” tegasnya

Sedangkan M. Latifun yang juga Ketua Partai Demokrat Jepara mengungkapkan, bahwa ia sependapat dengan pernyataan  Bambang Harsono soal penggabungan perolehan kursi DPRD 2024 empat partai ini mampu menjadikan tiket minimal untuk maju Calon Bupati maupun Wakil Bupati Jepara. “Bisa saja kemudian,  melakukan koalisi jika nantinya ada kesepakatan politik,”  ungkap M. Latifun.

Lebih lanjut  M. Latifun menjelaskan, dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok yang terjadi akhir –  akhir ini baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder telah menjadi  tambahan beban masyarakat di semua sektor. Akibatnya  daya beli menurun, mencari pekerjaan tidak mudah, menjual produk mebel tidak selancar sebelum pendemi Covid 19. “Ini bagian dari tantangan Bupati dan Wakil Bupati Jepara ke depan,” ujarnya

“Karena itu diperlukan pemimpin yang memiliki visi yang kuat untuk mengurai persoalan yang ada, termasuk infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan dan sektor pertanian. Pemberdayaan perempuan,pemuda, dan remaja  juga harus menjadi agenda strategis Jepara,” tambahnya

Hadepe