blank
Perhiasan Garudeya (kiri) terbuat dari emas permata di Museum Mpu Tantular, Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu koleksi yang menarik perhatian wisatawan. Foto: Anind.

MUSEUM biasanya menjadi salah satu destinasi wisata yang disukai khalayak  saat liburan. Tak terkecuali, Museum Mpu Tantular di Jln.Raya Buduran, Sidoarjo (Jatim), kerap dikunjungi wisatawan.

Museum itu merupakan kelanjutan Stedelijk Historisch Museum Surabaya yang didirikan Godfried Hariowald Von Faber (1-12-1899 – 29-9-1955), seorang kolektor berkebangsaan Jerman yang sudah menjadi warga Surabaya. Pembukaan secara resmi museum itu pada 25 Juni 1937.

Namun sejak 1 Nopember 1974 museum ini di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim dengan nama Museum Mpu Tantular Negeri Provinsi Jawa Timur.

Suyatno, pemandu wisata menyebutkan, museum itu menyimpan benda-benda bernilai sejarah secara umum, serta sebagai tempat studi dan rekreasi. Jumlah pengunjung relatif banyak, tapi tidak membeludak.

Ada koleksi istimewa di museum itu. “Ada perhiasan Garudeya, terbuat dari emas 22 karat dengan berat 1.163 gram atau 1,163 kg dihiasi 48 batu permata,” terang Suyatno, ditemui di area museum, Minggu (12/5/2024).

Harganya bisa miliaran rupiah. Tapi karena benda itu peninggalan sejarah, tidak akan dijual. Karena sedemikian mahalnya koleksi itu sehingga disimpan di ruang khusus dengan pengaman jeruji besi serta pintu baja setebal 15 cm.

Perhiasan berupa ukiran simbol kerajaan berbentuk Garudeya emas abad XI Masehi. Masa kerajaan Kahuripan Airlangga (1009 – 1042).

“Itu jadi koleksi masterpiece kami di museum ini,” terang Suyatno.

Dulu Garudeya itu dipakai Petinggi Kerajaan dengan dikalungkan di dada, hingga ujungnya menjuntai sampai atas perut. Badong kalung emas itu  diperkirakan milik Raja Tohjaya di Kediri.

Artefak emas itu ditemukan oleh Seger, anak petani Warga Plaosan, Wates,  Kediri Tahun 1989. “Seger sang penemu artefak, kini ASN di Bina Marga DPU,” ungkapnya.

Dipilihnya nama Museum Mpu Tantular merupakan penghormatan dan penghargaan masyarakat Jawa Timur.

Karya Mpu Tantular sebagai pujangga dengan karya Kitab Arjuna Wijaya dan Kitab Sutasoma, yang mengilhami munculnya Falsafah Bangsa Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika.

Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular Sadari melalui pemandu Dwi Margono menambahkan selain koleksi Badong, juga ada koleksi sepeda motor uap buatan G.Daimler – Jerman 1834.

Jumlah koleksi museum ada 15.000 buah, digolongkan menjadi 10 jenis koleksi. Koleksi itu Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika, dan Heraldika. Juga Filologika, Keramik, Seni Rupa serta Teknologika. Ada juga koleksi patung.

“Harga tiket murah hanya Rp 4.000, pengunjung dipersilakan sepuasnya melihat koleksi museum,” katanya setengah berpromosi. Kecuali hari Senin, museum tetap buka.

Anind