blank
UKSW kembali gelar Program Human Origins Heritage (HOH)
International Participatory Training School Volume 7.0. Foto: Dok/UKSW

Selain kunjungan ke situs heritage HOH kali ini juga diisi dengan kunjungan museum manusia purba, melakukan penelusuran di tempat penemuan fosil manusia purba dan penelusuran tempat konservasi geologi serta melakukan wawancara pada masyarakat lokal. Tak hanya itu, para partisipan juga melakukan diskusi, presentasi hingga mengikuti seminar.

Dr. Sih Natalia Sukmi mengungkapkan, HOH tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Ke-30 peserta dibagi menjadi 5 kelompok dan akan berkolaborasi dengan Museum Cagar Budaya (MCB) Sangiran International Youth Forum (SIYF) di Sangiran. Kolaborasi tersebut terwujud dengan bergabungnya 12 student yang berasal dari local community yang berada di Sangiran. Ke-5 kelompok tersebut akan membahas 5 disiplin ilmu yaitu tourism, illuminati lantern festival, the use of plant, merchandise, dan kedekatan situs dengan museum.

Disampaikannya, hal yang akan ditonjolkan dari HOH tahun ini yaitu salah satu kelompok HOH akan membuat sebuah simulasi paket wisata di Desa Manyarejo. ”Dalam simulasi tersebut, mereka seolah-olah akan menjadi wisatawan kemudian kelompok tersebut akan membuat evaluasi dari kinerja yang dilakukan di desa tersebut,” terangnya.

Sementara itu, Prof. Francois Semah dari Museum National d’Histoire Naturelle (MNHN) Paris mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan program internasional yang menerapkan sistem interdisciplinary collab.

Seluruh peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, salah satunya Niken Embun Amadiora mahasiswa FId Program Studi (Prodi) Destinasi Pariwisata. Ia mengungkapkan rasa senangnya bisa bergabung dalam HOH tahun ini. “Saya sangat senang bisa bergabung pada program ini karena melalui kegiatan ini saya ingin belajar lebih dalam lagi tentang heritage,” katanya.

Selain Niken Embun Amadiora, Igor Rollet mahasiswa dari MNHN Paris jurusan International Master in Quaternary and Prehistory (IMQP) juga menyampaikan rasa senangnya. “Ini sangat menyenangkan, karena kita akan belajar banyak hal tentang komunitas lokal, penemuan fosil, dan bagaimana menjaga warisan dunia,” ungkap mahasiswa asal Paris yang juga mengikuti Ibadah Senin bersama seluruh partisipan HOH.

Program HOH ini terselenggara hasil kerja sama UKSW, MNHN Paris, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), National Geographic, Alliance Sorbonne University (ASU), Ambassade De France En Indonesia, Indonesia Heritage Agency, SIYF, MCB, Erasmus+, Museum Manusia Purba Sangiran, dan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Ning S