blank
Pengasuh Pondok Al Hasani Jatimulyo, Alian, Kebumen, Gus Asyhary Muhammad Alhasani membimbing para mantan preman dalam Tadarus Alquran, Rabu 13/3.(Foto:SB/Tohri

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Ada yang menarik di Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, di bulan Ramadan 1445 H.

Pondok pesantren yang tak jauh dari pusat kota Kebumen tersebut mengajak puluhan mantan preman yang telah insyaf untuk Tadarus Alquran. Tentu ini menarik karena Pesantren Al Hasani mampu mengajak berbagaik kalangan, termasuk bekas preman dan orang jalanan untuk mau mengaji.

Seperti yang dilakukan pada Rabu (13/3)sore. Tadarus dilakukan di tempat terpisah dengan santri umum lainya, yaitu di Gubuk Santri yang masih satu Kompleks dengan pondok.

Para mantan reman itu pun mendapat bimbingan langsung dari Pengasuh Pondok Al Hasani Gus Asyhary Muhammad Alhasani. Satu persatu mantan preman yang tergabung dalam Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (Fajim) itu membaca Alquran. Sedangkan yang lainnya menyimak dengan khidmat.

 

blank
Para mantan preman dan anak jalanan Tadarus Alquran di Pesantren Al Hasani, Jatimulyo, Alian, Kebumen Rabu 13/3.(Foto:SB/Tohri)

Gus Asyhary yang sekaligus Pengasuh Santri Fajim menjelaskan, para mantan anak jalanan ini memiliki masa lalu kelam yang berbeda-beda. Bahkan sebagian merupakan mantan narapidana dengan kebanyakan kasus narkoba dan kasus lainnya.

Menurut Gus Asyhary, tadarus tersebut bertujuan memberikan kesempatan kepada mereka agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, kepada agama serta memperoleh pahala dan berkah di bulan Ramadan. Ini sekaligus untuk melatih mereka agar istiqomah menjalankan ibadah Puasa dan merasakan manfaat spiritual untuk kehidupan sehari- hari.

‘’Jadi kami ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang memiliki masa lalu kelam agar lebih mendekatkan diri kepada agama serta memperoleh pahala dan berkah di bulan suci Ramadan. Harapanya mereka dapat merasakan manfaat spiritual dan memperoleh pembelajaran yang bermanfaat untuk bekal kehidupan,’’terang Gus Harry.

Selain itu, Tadarus Alquran diharapkan dapat menjadi inspirasi di momen yang penuh berkah ini. Apalagi masyarakat bisa melihat bagaimana seseorang dapat berubah dan lebih mendekatkan diri pada Allah.

‘’Kebersamaan dalam Tadarus Alquran juga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarsesama muslim. Semoga dapat memberikan motivasi dan semangat bagi banyak orang untuk terus meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Allah. Terutama di bulan Ramadan yang penuh ampunan ini,’’imbuh Gus Harry.

Gus Harry menyatakan, Ponpes Al Hasani merupakan pesantren yang bukan hanya memberikan tempat kepada santri umum saja yang ingin belajar mengaji ilmu agama. Namun juga memberikan ruang kepada para preman dan anak jalanan yang ingin kembali ke jalan yang benar.

Para preman yang telah sadar akan diberikan bimbingan. Baik ilmu agama maupun wirausaha. Salah satunya dengan membuat sablon baju dan jas hujan. Harapannya para santri khususnya yang berlatar belakang anak jalanan kelak bisa lebih semangat belajar ilmu agama dan memiliki keterampilan berusaha secara mandiri.

“Selain ilmu agama, di sini mereka juga kita arahkan untuk bagaimana bisa bekerja mencari rizki yang halal. Salah satunya dengan usaha membuat sablon baju dan jas hujan. Semua ini kita lakukan agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar danbermamfaat bagi dirinya dan orang lain,”ucap putra ulama almarhum KH Sopyan Al Hasani  itu.

Salah seorang mantan anak jalanan, Budi, mengaku telah banyak perubahan dalam hidup selama menimba ilmu agama di Ponpes Al Hasani. Sebelumnya, ia sering terlibat tindakan negatif serta berada di jalanan.

Namun, dengan tekad dan kegigihan, ia kini lebih memilih mendekatkan diri pada agama serta meningkatkan ibadahnya. Utamanya di Bulan Ramadhan ini.

‘’Alhamdulilah selama belajar di sini saya banyak menemukan kedamaian. Terutama dengan Tadarus Alquran di bulan Ramadan ini hati saya menjadi tenang, dan Alhamdulillah sudah bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dulu meresahkan masyarakat,” ungkap Budi

Budi mengatakan,  setelah mengenal Alquran, hidupnya menjadi lebih tentram dan penuh kebahagiaan. Ini berbeda dari sebelumnya yang tak pernah belajar mengaji Alquran.‘’ Saat saya masih di jalanan, jangankan Tadarus Alquran, Puasa pun tidak pernah,’’aku Budi.

Komper Wardopo