JEPARA (SUARABARU.ID) – Sangar Wayang Puruhita Budaya SMP Negri 1 Keling, malam Minggu 2 Februari 2024 sukses menghibur masyarakat dengan menyuguhkan lakon Sesaji Rajasuya. Sanggar yang dibina langsung oleh Kepala SMPN 1 Keing Daroro Ardi Widodo, S.Pd.Ind kembali pentas tanggapan orang punya kerja
Dhalang Muhammad Dimas Arsyandi, yang masih tercatat sebagai siswa SMP Negeri 1 Keling kelas 8f itu telah berhasil memukau penonton. Terbukti ratusan penggemarnya enggan beranjak meninggalkan tempat duduknya hingga tancep kayon.
Dhiamas nampak semakin piawai memainkan sabetan, demikian juga joke-joke yang dilontarkan saat limbukan dan gar-gara mengalir alami. Walau satu dua kali ada janturan dan antawacana yang agak tersendat, namun tidak menganggu keseluruhan pekeliran malam itu.
Pentas ini digelar di kediaman salah satu guruSMP 1 Keling, Gendhuk Noklik Siti Rohani, S.Pd (guru Bahasa Jawa) , Marsono yang sedang punya hajat ngunduh mantu putranya ; Husni Miftakhudin, S.P menikah dengan Ayu Safitri, S.Pd.
Pengendang andalan SMPN 1 Keling Anif Prabowo (9a) terlihat cukup piawai memegang kendhali para penabuh karawitan Puruhita Raras. Apalagi didukung oleh lima pesinden: Dina (bintang tamu), Fabella (Alumni, sekarang sekolah di SMKI Yogya), Caca (9d), Cita (9B) dan Yaya (9e). Mereka mampu menyuguhkan beberapa gending permintaan para penonton.
Lakon Sesaji Rajasuya sendiri menceritakan Prabu punta dewa yang merasa beryukur atas segala anugerah yang telah dilimpahkan ke negara Amarta oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Sebagai wujud rasa syukur, Sulung Pandawa itu bermaksud mengadakan Sesaji Rajasuya. Ternyata kehendak baik itu mengalami beberapakendala, utamanya datang dari Sang Prabu Jarasandha raja dari kerajaan Giribajra.
Namun berkat kegigihan para Pandhawa yang didukung oleh Prabu Kresna serta keempat Punakawan,semua halangan yang melintang bisa diatasi.
Pembina Ekstrakurikuler Sanggar Puruhita Budaya R. Soeteja, S.Pd. dan Hery Yulianto, S.Pd. merasa tertantang, karna pengendangnya sudah kelas 9, demikian juga beberapa pesinden dan pengrawitnya. Artinya harus kerja keras untuk menggali dan membina para peserta ekstra kurikuler yang sekarang masih duduk di kelas 7.
Selain Wayang kulit, SMP Negeri 1 Keling, yang telah memilih sebagai sekolah yang berbasis budaya, juga mempunyai Kethoprak Siswa dan Kethoprak Guru. Keduanya bertajuk Kethoprak Puruhita Budaya. Khusus kethoprak siswa minimal pentas setaun dua kali yaitu saat Rapat Pleno Komite dan saat perpisahan klas 9.
Hadepe – Arif