BATANG (SUARABARU.ID) – Proses pemungutan suara telah usai dan kini sudah memasuki proses rekapitulasi surat suara secara manual maupun memanfaatkan aplikasi Sirekap. Kendati demikian, masyarakat tidak bisa menutup mata, pelaksanaan tersebut dapat berjalan lancar, berkat sumbangsih banyak pihak.
Salah satunya, infrastruktur penunjang seperti tempat, meja dan kursi yang berperan penting untuk menunjang tugas para anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Lembaga pendidikan seperti Sekolah Dasar, menjadi alternatif pilihan untuk dijadikan TPS.
Menurut Martoid, salah seorang pendidik SD Sambong 1, yang dijadikan salah satu TPS, dipilihnya sekolah sebagai tempat pemungutan suara karena faktor memudahkan mendapatkan sarana penunjang bagi petugas KPPS menjalankan tugasnya.
“Ya meja kursi biasa dipinjam buat keperluan petugas KPPS di TPS 3, untuk membantu pemungutan suara bagi 250 warga Sambong Kebon,” katanya, saat ditemui di halaman SDN Sambong 1, Kabupaten Batang, Kamis (15/2/2024).
Setelah pelaksanaan pemungutan suara, seluruh bangku dan meja sudah dikembalikan ke posisi semula, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa normal kembali.
Senada, Hani Nur Rizky, pendidik dari SDN Watesalit 2, yang juga sekolahnya dijadikan TPS 12. Pemerintah Kelurahan setempat sudah bertahun-tahun bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memanfaatkan lingkungan sekolah untuk dijadikan TPS. “Ya mulai Pilbup, Pilgub sama Pilpres sudah berkali-kali,” jelasnya.
Meskipun, SDN Watesalit 2 dijadikan TPS, tidaklah mengganggu kegiatan belajar mengajar. Karena seluruh warga sekolah telah diliburkan dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Terkait KPPS TPS 12 yang mengenakan pakaian daster ala emak-emak, justru seluruh warga sekolah tidak mengetahuinya. “Kami malah tahu setelah melihat di televisi. Unik dan bangga sekali sekolah kami dibuat seunik itu,” ujar dia.
Nur Muktiadi