blank
Tanggul sungai Wulan di Desa Undaan Lor ditangani secara darurat dengan menutup terpal. Foto: Ist

KUDUS (SUARABARU.ID) – Debit air Bendung Klambu yang menuju sungai Wulan di Kecamatan Undaan terus meningkat bahkan menembus 1.040 meter kubik per detik. Situasi ini cukup mengkhawatirkan mengingat sejumlah titik tanggul sungai Wulan dalam kondisi kritis.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kudus, Junaidi menyampaikan tren debit air sungai Wulan terus naik seiring tingginya curah hujan di wilayah Grobogan.

“Saat ini sudah menembus 1.040 meter kubik per detik dan itu sudah dalam siaga darurat,”kata junaidi, Rabu (7/2).

Junaidi menambahkan, ada beberapa titik tanggul yang dalam kodisi kritis. Yang terparah berada pada pintu air depan Balai Desa Undaan Lor yang mengalami sliding.

Untuk penanganan darurat, dilakukan penutupan terpal dan penambalan menggunakan karung tanah. Tak hanya di titik yang kritis, peninggian tanggul dengan karung tanah juga dilakukan di sepanjang tanggul yang dirasa membutuhkan.

“Kami sudah mengirimkan sebanyak 1.500 karung dan 4 dam tanah. Jumlah ini bisa bertambah melihat situasi dan permintaan para Kades,”tandasnya.

Selain di wilayah Kecamatan Undaan, potensi banjir juga bisa mengancam wilayah Desa Setrokalangan dan Karangturi, Kecamatan Kaliwungu. Saat ini air sungai Wulan sudah limpas ke spillway meski belum mengarah ke pemukiman warga.

Sedangkan untuk sungai yang berhulu di kawasan pegunungan Muria, saat ini kondisinya masih dalam keadaan aman. Namun, kewaspadaan tinggi harus tetap dilakukan.

Junaidi mengingatkan potensi bencana banjir bisa terjadi seiring terus meningkatnya curah hujan. Oleh karena itu, masyarakat diminta waspada dan selalu memonitor lingkungan sekitarnya

“Selain banjir, kami juga terus mewaspadai potensi bencana lain seperti pohon tumbang hingga tanah longsor,”pungkasnya.

Ali Bustomi