Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menjelaskan sejarah tentang bangunan rumah jabatan Kepala BI Jateng di Jalan Letjend S. Parman, Jumat (2/2/2024) malam. Foto: BI Jateng

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bank Indonesia (BI) melakukan restorasi bangunan rumah jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jalan Letjen S Parman, Kota Semarang.

Kegiatan ini merupakan sinergitas antara lembaga maupun instansi dengan Pemerintah Kota Semarang yang terus berupaya mendukung pelestarian bangunan cagar budaya yang memiliki kekayaan sejarah dan cagar budaya dengan cara merestorasi dan mensertifikatkan.

Adapun gedung kediaman yang difungsikan sebagai rumah jabatan (rumah dinas) setiap Kepala BI Jateng tersebut dibangun sekitar tahun 1930-an, dan kini telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.

Setelah direstorasi oleh BI, Pemerintah Kota Semarang turut serta membantu pengumpulan berkas atau dossier yang menunjang penetapan dan sertifikasi cagar budaya bangunan tersebut.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, berterima kasih atas dukungan pemerintah Kota Semarang yang telah membantu hingga sertifikat cagar budaya rumah jabatan Kepala Bank Indonesia Jawa Tengah diserahkan.

“Kali ini telah dilakukan penyerahan sertifikat cagar budaya dari Pemerintah Kota Semarang yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Semarang,” ujar Rahmat saat seremoni penyerahan sertifikat cagar budaya atas rumah jabatan tersebut, Jumat (2/2/2024) malam.

Menurut Rahmat, setelah melalui proses restorasi, cagar budaya rumah jabatan Kepala Bank Indonesia Jawa Tengah harapannya bisa menjadi bagian dari hasanah bangunan-bangunan cagar budaya di Kota Semarang.

“Seperti kita ketahui, saat ini Kota Semarang tengah berjuang untuk mendapatkan World Heritage dari Unesco. Harapannya ini menjadi satu bagian cerita dan sejarah bagi anak cucu kita nanti,” terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menjelaskan, bangunan milik Bank Indonesia yang dibangun tahun 1931 ini merupakan peninggalan karya arsitektur Herman Thomas Karsten.

Sedikit informasi, Thomas Karsten merupakan insinyur asal Belanda yang berkontribusi besar terhadap arsitektur dan perencanaan kota di Indonesia. Salah satu bangunan bersejarah peninggalannya yakni Pasar Johar Semarang.

“Alhamdulillah ada tambahan lagi status cagar budaya, salah satu karya peninggalan Thomas Karsten yang ada di kota Semarang. Ini dibangun 1931. Tentunya butuh effort yang luar biasa karena butuh biaya yang tinggi untuk restorasi bangunan cagar budaya,” kata Mbak Ita.

Wali Kota bersama sejumlah tamu undangan juga menyempatkan berkeliling melihat kokohnya bangunan cagar budaya yang masih lestari dan tidak tergerus zaman tersebut.

Dirinya mengaku kagum dengan perjuangan Bank Indonesia mengembalikan fasad bangunan yang sempat hilang, namun dikembalikan lagi sama seperti bangunan di tahun 1931 silam.

“Bangunan zaman dulu sangat luar biasa. Restorasi mulai dari ruang tamu, ruang makan, kamar tamu, kamar utama, termasuk aksesori, bahkan lampu dicari sesuai tahun bangunannya. Yang menarik lagi yakni kamar mandi dan dapurnya, dikembalikan seperti zaman dulu,” bebernya.

Menurut Wali Kota, Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah telah melakukan restorasi sejak tahun 2023. Restorasi ini tidak hanya mencakup pengembalian desain asli, tetapi juga melibatkan pemulihan atap, plafon, pintu dan jendela, dinding, serta lantai.

Upaya ini menurutnya tidak hanya menjaga keaslian sejarah, tetapi juga mewujudkan komitmen bersama dalam pelestarian warisan budaya.

“Alhamdulillah sekarang sudah berstatus cagar budaya. Harapannya, siapapun nanti yang menempati, tidak akan mengubah fasad sehingga bisa jadi rumah sekaligus objek wisata di Kota Semarang,” katanya.

Hery priyono