blank
Ganjar (duduk membelakangi lensa), bertandang ke rumah Waidah, yang anaknya merupakan alumnus SMKN Jateng Semarang. Foto: tmgp

KOTA TEGAL (SUARABARU.ID)– Kehadiran Ganjar Pranowo, Calon Presiden (Capres) RI 2024, membuat Waidah, tidak mampu mengungkapkan perasaan hatinya. Dia masih tidak percaya, jika pada Rabu (10/1/2024) malam, Waidah menerima tamu istimewa mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu.

Bukan sekedar bertamu, Ganjar yang berpasangan dengan Mahfud MD dalam Pilpres 2024 ini, juga izin menginap di rumah Waidah, yang berada di Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Kedatangan suami dari Siti Atikoh Supriyanti itu, bahkan membuat single parent berusia 55 tahun ini, menangis terharu.

Lebih dari seorang capres, Ganjar baginya adalah orang tua, yang sumbangsihnya mampu mengubah kondisi ekonomi keluarganya. Ceritanya, anak ketiganya Fikri Haikal, menempuh pendidikan di SMKN Jateng, sekolah asrama gratis yang diinisiasi Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Dinkes Kota Semarang Apresiasi Kinerja Mahasiswa Magang Unissula

”Ya Allah, Pak Ganjar. Saya seperti mimpi didatangi Pak Ganjar. Masih tidak percaya,” ungkap Waidah.

Dia pun kemudian berkisah kepada Ganjar, jika dulunya hidup numpang di rumah kerabatnya, dengan mengurus tiga anaknya. Beruntung, Fikri Haikal diterima di SMKN Jateng kampus Semarang, jurusan Mekatronika.

Lulus tahun 2018, kemudian melanjutkan kuliah di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jakarta. Saat ini, anaknya itu bekerja di perusahaan alat aesthetic di Jakarta.

BACA JUGA: Kongres dan Rapat Kerja Forum Widyabasa Indonesia Digelar di Badan Bahasa

Alhamdulillah, anak saya bisa renovasi rumah ini, yang dulunya tidak bisa ditempati. Ini biaya renovasi Rp 80 juta. Alhamdulillah,” tuturnya.

Waidah sendiri bekerja sebagai tenaga honorer di salah satu SMP di Kota Tegal, bagian Tata Usaha (TU). Dulunya hanya menerima honor sebesar Rp 800 ribu per bulan. ”Honor tiap bulan Rp 800 ribu, waktu sebelum naik UMR,” ungkapnya.

Dia pun mengaku, Fikri Haikal sering menyebut Ganjar sebagai bapaknya sendiri. ”Bukan sebagai bapak angkat, tapi memang mengakuinya sebagai bapak sendiri,” lanjutnya.

BACA JUGA: Pesantren Berikan Pendidikan Adab Lebih Tinggi dari Ilmu

Dalam kesempatan itu, Waidah kemudian melakukan video call dengan Fikri, untuk kemudian berbincang dengan Ganjar. Keduanya terlihat sangat akrab. Selain tanya kabar dan cerita proses pendidikan, Ganjar juga memberikan motivasi kepada Fikri.

”Kamu bekerja yang sungguh-sungguh ya. Dibantu orang tuanya. Dan, jujur jangan korupsi,” pesan Ganjar.

Disampaikan juga, SMKN Jateng didirikan untuk siswa kurang mampu. Semua gratis, mulai dari asrama, seragam, sampai makan.

BACA JUGA: Menpora Dito Dukung Penuh Program Siwo PWI Pusat

”Karena saya mengalami hidup susah. Jadi, SMKN Jateng itu kita buat untuk siswa-siswi kurang mampu. Alhamdulillah, setelah lulus mereka bisa bekerja di perusahaan, dan mengubah hidup orang tuanya menjadi lebih baik,” jelasnya.

Pengalaman itu, ungkap Ganjar, yang kemudian menginisiasi untuk membuat program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana, untuk tingkat Nasional. ”Itu semangat kami untuk memberikan akses pendidikan bagi masyarakat,” tandasnya.

Riyan