SEMARANG (SUARABARU.ID)- Potensi cuaca ekstrem pada peralihan musim harus bisa diantisipasi, dengan meningkatkan pengembangan mitigasi bencana yang mudah dipahami masyarakat luas.
”Memasyarakatkan mitigasi bencana di negeri yang dikelilingi gunung berapi dan potensi cuaca ekstrem ini, merupakan upaya yang sangat penting,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/11/2023).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, El Nino moderat akan berakhir pada Februari 2024. Tahun depan, pada bulan Maret, El Nino masih ada tapi sudah lemah, semakin menuju netral.
BACA JUGA: Nana, Hero Mobile Legends: Witch Cat yang Menakjubkan
Ketika El Nino mulai berakhir, suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, akan mulai mendingin. Hal ini menyebabkan pusat pertumbuhan awan kembali bergeser ke wilayah Indonesia. Akibatnya, curah hujan di Indonesia akan meningkat.
Menurut Lestari, berbagai dampak perubahan cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana, harus diantisipasi dengan sebaik-baiknya.
Dengan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam, Rerie sapaan Lestari, sudah seharusnya setiap warga negara dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman yang memadai, dalam memitigasi ragam bencana yang dihadapi.
BACA JUGA: Pemprov Jateng Lakukan Persiapan untuk Final Piala Dunia U17 di Solo
Upaya peningkatan pemahaman mitigasi bencana, menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar di berbagai jenjang pendidikan.
Selain itu, tambah dia, berbagai sosialisasi terkait mitigasi bencana, juga bisa diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat, sehingga pengetahuan dan pemahamannya bisa meluas.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) PUN, telah berupaya mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Antara lain dalam bentuk program Desa Tangguh Bencana (Destana).
BACA JUGA: Perlunya Netralitas ASN Hingga Perangkat Kelurahan ke Bawah Dalam Pemilu 2024
Capaian Destana yang diinisiasi BNPB sejak 2012 sampai dengan 2024 itu, baru sebanyak 1.506 desa, dari total 53 ribu desa di Indonesia.
Semakin banyak masyarakat di segala lapisan memahami mitigasi bencana, menurut anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, upaya penanggulangan bencana diharapkan akan semakin baik.
Karena, tegas Rerie, sejatinya upaya penanggulangan bencana alam membutuhkan keterlibatan para pemangku kebijakan dan seluruh lapisan masyarakat, untuk menjamin perlindungan dan keselamatan setiap anak bangsa.
Riyan