Yudi Wibowo, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, menunjukkan tampilan data rekap intervensi kemiskinan ekstrem yang telah dijalankan dinas yang dipimpinnya, di Kantor Disperkim Kota Semarang. Foto: Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang yang baru menjabat, berencana akan menaikkan anggaran perawatan dan pemeliharaan taman-taman yang ada di Kota Semarang, hingga mencapai 50 persen dari anggaran tahun sebelumnya.

Dikatakan Yudi Wibowo, Kepala Disperkim Kota Semarang, di Kota Semarang terdapat 143 taman, yang terdiri dari 52 taman aktif dan 91 taman tidak aktif, dengan luas tanah secara keseluruhan adalah 38 hektar.

“Yang harus ditingkatkan adalah anggaran perawatan, yang juga membutuhkan orang-orang yang kapabel dan fasilitas yang memadai, apalagi musim panas seperti sekarang ini. Untuk peningkatan anggaran perawatan ya hingga 50 persen (dari anggaran sebelumnya),” jelas mantan Camat Gajahmungkur.

Anggaran perawatan dan pemeliharaan itu, lanjutnya, digunakan untuk pembelian pupuk, penyiraman, penyiapan tenaga SDM dan lain-lain, yang harus rutin dilaksanakan.

“Penyiraman itukan juga harus menggunakan metode ya, tidak waton (asal) nyiram. Kita inginnya nyiram itu pagi dan sore, siang itu tidak ada penyiraman, hanya untuk pembersihan. Kemudian taman-taman itu kita siapkan biopori untuk serapan air. Disamping itu akan kita buat sumur untuk sumber air, ketika taman itu dekat dengan sumber air, insya Allah untuk penyiraman gampang,” paparnya.

Dikatakan pula oleh Yudi Wibowo, fasilitas umum Kota Semarang yang dikelola Disperkim selain taman adalah Tempat Pemakaman Umum (TPU), sanitasi, lampu penerangan jalan, saluran, jalan-jalan di pemukiman dan sarpras umum.

Sedang untuk menjalankan program isu nasional tentang kemiskinan ekstrem di Kota Semarang, Disperkim bersinergis dengan beberapa dinas di Kota Semarang untuk melakukan intervensi (penanganan), untuk memenuhi target kemiskinan ekstrem yang berjumlah 518 KK dengan jumlah 2446 jiwa, menjadi zero atau nol pada bulan Desember 2023 mendatang, sesuai arahan Wali Kota Semarang.

“Intervensi kemiskinan ekstrem yang dilakukan Disperkim Kota Semarang ini, rehab RTLH (rumah tidak layak huni) dari jumlah awal 126 keluarga, kita intervensi 90 keluarga tinggal 36 kaluarga. Untuk penyediaan air bersih ada 54 keluarga, kita intervensi 51 keluarga, sisa 3 keluarga. Yang 3 kaluarga itu nanti kita cari kendalanya dimana. Sedang untuk sanitasi pemukiman juga ada 54 keluarga, sudah kita intervensi sebanyak 23 keluarga, masih ada 31 keluarga. Nanti Desember kita tuntaskan,” papar Yudi Wibowo sembari menunjukkan data di layar monitor.

Absa