MAGELANG (SUARABARU.ID) – SMA Negeri 2 Kota Magelang deklarasi menjadi ‘Sekolah Ramah Anak Tanpa Bullying’. Ini sebagai wujud komitmen untuk mencegah terjadinya perundungan atau kekerasan di lingkungan sekolah.
Deklarasi dilakukan Senin (30/10) diikuti seluruh siswa dan civitas sekolah tersebut, disaksikan Wali Kota dr. Muchamad Nur Aziz.
Kepala SMAN 2, Joko Tri Haryanto menjelaskan, sekolah adalah rumah kedua siswa, maka sekolah harus mampu memberikan keamanan, kenyamanan dan kebahagiaan. Sehingga siswa di sekolah senang tanpa tekanan apapun.
‘’Ini komitmen kami untuk melakukan itu. Yakni memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi warga sekolah maupun di luar sekolah,’’ katanya.
Joko menegaskan, SMAN 2 Sekolah Ramah Anak bukan sekadar slogan, tapi akan berkelanjutan. Mengingat belakangan ini marak terjadi bullying atau kekerasan di lingkungan satuan pendidikan di berbagai daerah.
‘’Harapannya, di SMAN 2 tidak akan ada itu semua (kekerasan). Anak-anak saling gandeng tangan, anak-anak menganggap semua adalah saudara, sehingga tidak ada lagi perundungan, baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, siswa terhadap guru, maupun sesama siswa,’’ harapnya.
Pada waktu yang sama, SMAN 2 Kota Magelang juga menerima bantuan fasilitas air siap minum dari PDAM Kota Magelang. Fasilitas tersebut semakin memperkuat SMAN 2 sebagai ‘Sekolah Sehat’ dan memberi manfaat bagi kesehatan civitas sekolah.
‘’Sekolah kami ditunjuk oleh pemerintah sebagai Sekolah Sehat, sehingga kehadiran air minum langsung ini sangat manfaat bagi warga sekolah. Ada siswa 859 orang siswa yang akan memanfaatkannya,’’ ungkapnya.
Kehadiran fasilitas air minum tersebut juga berdampak positif terhadap lingkungan. Karena akan mengurangi sampah plastik yang biasa dipakai oleh siswa dan warga sekolah.
Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz, saat menghadiri kegiatan deklrasi, memberikan apresiasi dan dukungan kepada SMAN 2 Kota Magelang sebagai salah satu satuan pendidikan tanpa kekerasan.
‘’Saya sangat setuju, SMAN 2 menjadi sekolah sehat, tanpa bullying, tanpa kekerasan dan narkoba,’’ ungkapnya.
Dokter spesialis penyakit dalam itu berpesan kepada seluruh siswa untuk bisa menjaga diri. Karena zaman sekarang sangat bebas, media sosial dan sebagainya.
Menurut Aziz, kekerasan antara siswa/guru bisa diatasi dengan pemahaman terhadap agama masing-masing. (prokompimkotamgl)