blank
Petugas sedang memasang baliho di tengah-tengah RTH. Foto: Spw

KENDAL(SUARABARU.ID)- Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Alun-alun Kaliwungu, kini sudah selesai pengerjaannya.

RTH yang dibangun menggunakan anggaran APBD Kendal sebesar Rp 3,7 miliar ini, terlihat rapi dan bersih. Meski demikian, di sejumlah sudut pelataran tangga, terlihat kurang rapi dan banyak plesteran semen retak- retak, yang diduga karena pengerjaannya seperti ‘asal-asalan’.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal Aris Irwanto mengatakan, RTH ini belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemkab. Kendal.

“Memang, hari ini RTH sudah selesai pengerjaannya. Namun masih dalam pemeliharaan dan tanggung jawab pihak pengembang selama enam bulan ke depan,” kata Aris Irwanto, Kamis(26/10/2023) sore.

Menurut Aris, RTH ini merupakan pembiayaan dari APBD Kendal, maka dari itu masyarakat harus ikut berperan serta untuk menjaga dan merawat RTH ini agar tetap rapi dan bersih.

Terkait dengan finishing plataran RTH yang terlita kasar atau asal-asalan, Aris meminta masukan dari masyarakat untuk menyampaikan masukannya untuk diteruskan ke pengembang dan agar diperbaiki, karena selama enam bulan ke depan RTH ini masih dalam pemeliharaan.

Aris juga mengatakan, RTH ini perpaduan taman bermain dan ruang terbuka hijau, sehingga tidak sepenuhnya terlihat asri banyak pepohonan di sekitar lokasi ini.

“Ini taman kota. Agar taman ini tetap bersih dan rapi, saya mohon masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan dan jangan membuang sampah sembarangan,”pinta Aris.

Karena menurut Aris, urusan sampah tanggung jawab kita bersama, dan bukan tanggung jawab dari pemerintah.

Aris meminta, kepada masyarakat Kendal khususnya untuk bisa menjaga lingkungan RTH ini dengan tidak membuang sampah sembarangan.

“Kalau bisa, kalian dari rumah membawa kantong plastik untuk tempat bungkus makanan,”tegas Aris.

Aris menyampaikan bahwa, dengan telah dibangunnya RTH ini, masyarakat atau pedagang kaki lima untuk tidak berjualan di bahu jalan agar RTH ini bisa tetap terjaga kebersihannya dan tidak mengganggu para pengguna jalan.

Sementara itu, salah satu pedagang bernama Rani(56) mengatakan, sejak adanya pembangunan RTH ini, ia hanya bisa berjualan di depan, pinggir jalan depan area parkir masjid. Karena, jika ke tempat lain, es durian yang ia jual kurang bisa laku.

Terlebih, jika pindah ke tempat lain dipastikan tidak akan mendapat tempat lahan yang kosong, karena di sepanjang jalan area RTH sudah banyak pedagang berdesak- desakan untuk berjualan.

“Kalau esnya tetap laku mas. Tapi tidak sebanyak waktu RTH belum dibangun. Karena di sini, lokasinya peris di pinggir jalan, sehingga sedikit mengganggu para pengguna jalan,”kata Rani.

Menurut Rani, jika suatu saat ia melihat lahan kosong tak jauh dari RTH, ia akan pindah agar berjualannya tidak persis berada di pinggir jalan.

Sapawi