SEMARANG (SUARABARU.ID) – Trans Jawa Tengah membuktikan diri sebagai salah satu moda transportasi yang diminati masyarakat.
Berdasar data Balai Transportasi Jateng, hingga Agustus 2023, jumlah penumpang Bus Trans Jateng telah mencapai 23.672.113 orang.
Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah, Agung Pramono, mengatakan jumlah penumpang mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pada tahun 2017 tercatat ada 724.320 penumpang. Tahun 2018 jumlahnya meningkat hingga 2.238.590 orang diikuti tahun 2019 yang juga melonjak sampai 3.437.459.
Pada tahun 2020 jumlah penumpang menurun akibat Pandemi Covid-19 yakni 2.421.872 orang.
Di tahun berikutnya jumlah penumpang mengalami lonjakan hingga 3.439.532 penumpang dan di tahun 2022 jumlahnya meningkat tajam mencapai 6.506.462 orang.
Sementara pada tahun 2023 hingga bulan Agustus, tercatat jumlah penumpang mencapai 4.903.878 orang.
“Saat ini, kita memiliki 112 armada bus pada tujuh koridor. Yang saat ini terhitung padat, di koridor Semarang-Bawen. Tapi itu fluktuatif, kadang mencapai 100 persen, kadang hanya 80 persen. Rata-rata penumpang terangkut setiap hati di tahun 2023 sebanyak 5.247 orang,” kata Agung saat dikonfirmasi di kantornya, Kamis (21/9/2023).
Upaya peningkatan pelayanan yang terus dilakukan salah satunya adalah dengan memudahkan masyarakat dalam pembayaran.
Agung menjelaskan, saat membayar penumpang melakukannya secara tunai maupun non-tunai seperti menggunakan Qris, E-money, atau membeli tiket melalui aplikasi SiAnteng
“Aplikasi Si Anteng ini juga mempermudah masyarakat untuk mengetahui halte terdekat, estimasi kedatangan bus dan posisi bus secara real time. Serta mengintegrasikan layanan dengan angkutan perkotaan seperti Trans Semarang, Batik Solo Trans dan Trans Banyumas,” paparnya.
Trans Jateng juga memanfaatkan jam-jam tidak sibuk dengan mengisi program edutrip bagi masyarakat.
Selain itu, lanjut Agung, pihaknya mengakomodiasi masyarakat kelompok rentan. Di antaranya dengan menyediakan bus disabilitas di koridor terbaru Solo-Sukoharjo-Wonogiri, dan beberapa kemudahan lain sebagai implementasi angkutan umum yang nyaman dan andal.
“Kami selalu berupaya memberikan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Agung menambahkan, jumlah pendapatan Trans Jateng juga terus meningkat seiring perkembangan waktu.
Sejak digagas oleh gubernur Jateng pada tahun 2017 sampai tahun 2022 tercatat pendapatan Trans Jateng mencapai Rp. 63.999.874.836,-.
Untuk tahun 2023 ini, pendapatan BRT Trans Jateng diproyeksikan mencapai Rp22.500.000.000. Perkiraan tersebut karena Trans Jateng sudah menambah koridor Solo-Wonogiri yang baru beroperasi selama 1,5 bulan terakhir.
Trayek tersebut saat ini juga sudah digunakan oleh sebanyak 48.844 penumpang.
“Karena solo Wonogiri itu baru 1,5 bulan beroperasi. (Sehingga) Diperkirakan nanti pada akhir 2023 kita mendapatkan tambahan pendapatan,” imbuhnya.
Lebih jauh, Agung terus berupaya agar Trans Jateng menjadi moda transportasi yang banyak diminati masyarakat.
Tarif yang dikenakan kepada penumpang sebesar Rp 4 ribu untuk penumpang umum serta Rp 2 ribu bagi penumpang buruh, pelajar, dan veteran perang.
“Kami mencoba bagaimana mereka yang sudah rutinitas bekerja pabrik dan sebagainya bisa memanfaatkan BRT kita,” pungkasnya.
Hery Priyono
ilustrasi Armada Bus Trans Jateng. Foto: Dok Trans Jateng