blank
Penjabat Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menghadiri Rapat Paripurna DPRD Jateng masa persidangan pertama Tahun sidang 2023/2024 di ruang rapat DPRD Jateng, Rabu (20/9/2023). foto: HP

SEMARANG (SUARABARU.ID) –  Pendapatan daerah Jawa Tengah pada perubahan APBD tahun anggaran 2023 diproyeksikan naik sejumlah Rp13,79 miliar.

Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Jateng, Nana Sudjana, saat Rapat Paripurna DPRD Jateng masa persidangan pertama Tahun sidang 2023/2024 di ruang rapat DPRD Jateng, Rabu (20/9/2023). Jumlah tersebut naik 0,05 persen dari total pendapatan daerah Jateng sebesar Rp 26,204 miliar.

Nana menjelaskan kenaikan pendapatan tersebut berasal dari tiga faktor yakni, pendapatan transfer sebesar Rp 956 juta, pendapatan daerah yang sah sebesar Rp 398,7 juta, serta pendapatan asli daerah sebesar Rp12,43 miliar.

“Penambahan (PAD) tersebut dikarenakan adanya penyesuaian pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) rumah sakit, kenaikan penerimaan Bus Trans Jateng dan hasil kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tahun 2022 sesuai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),” kata Nana.

Nana menambahkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah  pada triwulan II Tahun 2023 mencapai sebesar 5,23% (year-on-year) lebih tinggi dari pada capaian nasional sebesar 5,17% (year-on-year).

Sementara itu, laju inflasi bulan Agustus 2023 tercatat sebesar 3,29% (year-on-year) diketahui lebih baik dari bulan Agustus 2022, yakni sebesar 5,03% (year-on-year).

Hal itu, lanjutnya, disebabkan karena permintaan barang dan jasa semakin stabil. Nana menargetkan Inflasi Jawa Tengah pada tahun 2023 bisa ditekan hingga mencapai sekitar 3,0 plus 1 persen.

“Melihat kondisi tersebut maka ekonomi Jawa Tengah diproyeksikan akan tetap tumbuh positif di tahun 2023 pada kisaran angka 5,20 persen hingga 5,60 persen,” imbuhnya.

Sementara persentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2023 turun menjadi 10,77 persen. Penurunan tercatat sebesar sebesar 0,21 persen poin dibandingkan September 2022 yakni 10,98 persen.

Penurunan tersebut, papar Nana, dilakukan dengan terus berupaya melalui strategi mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan pendapatan masyarakat miskin dan meminimalkan wilayah kantong kemiskinan.

“Mendasarkan hal tersebut, kemiskinan tahun 2023 diupayakan untuk mencapai target pada kisaran 9,86 persen hingga 9,05 persen,” tandas nana.

Lebih jauh, Nana juga menargetkan Tingkat Pengangguran Terbuka sampai dengan akhir tahun 2023 ditargetkan turun menjadi sebesar 5,48 persen hingga 4,80 persen.

Ia optimis melihat tingkat pengangguran terbuka di Jateng yang mengalami penurunan sebanyak 0,51 persen poin menjadi 5,24 persen di Februari 2023. Pada tahun sebelumnya, jumlah pengangguran terbuka tercatat sebesar 5,75 persen.

“(Hal ini) Akibat meningkatnya aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,” pungkasnya.

Hery Priyono