Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra. Foto: BI

\SEMARANG (SUARABARU.ID) – Inflasi Gabungan Kota di Jawa Tengah hingga Agustus 2023 berada dalam rentang sasaran 3±1%. Namun, sejak awal triwulan III 2023, komoditas pangan di Jawa Tengah, terutama beras, tercatat mengalami kenaikan harga.

Berdasarkan data Bapanas per 15 September 2023, harga beras premium di Jawa Tengah mencapai Rp 15.100 sedangkan harga beras medium mencapai Rp14.000, atau masing-masing mengalami peningkatan 12,27% dan 11,55% dari akhir tahun 2022.

Menyikapi hal tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah melaksanakan High Level Meeting (HLM) dengan tema Strategi Pengendalian Harga dan Ketersediaan Pasokan Beras di Jawa Tengah, Selasa (19/9/2023).

HLM tersebut dipimpin langsung oleh Pj. Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, dan dihadiri Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, Sekda Jateng, Sumarno, serta dihadiri seluruh anggota TPID Jawa Tengah.

Dalam diskusi teridentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan pada harga beras, empat faktor di antaranya seperti faktor penurunan produksi beras antara lain karena terdampak El Nino; lalu ada faktor peningkatan permintaan beras, baik dari wilayah Jawa Tengah maupun luar wilayah.

“Selain itu juga ada faktor peningkatan komponen biaya produksi, dan adanya faktor jalur distribusi pemasaran beras belum efisien,” kata Rahmat dalam keterangan pers resminya, Rabu (20/9/2023).

Menindaklanjuti perkembangan tersebut, HLM TPID menghasilkan sejumlah rencana tindak lanjut yang memerlukan sinergi berbagai pihak, antara lain Akselerasi Operasi Pasar, Gerakan Pangan Murah (GPM), dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) komoditas beras.

Dirinya menjelaskan, di samping langkah-langkah di atas, Pj. Gubernur Jawa Tengah juga memberikan arahan kepada OPD teknis di Jawa Tengah untuk memanfaatkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dalam hal terjadi kondisi darurat.

“Penggunaan BTT itu seperti melakukan sidak gudang untuk memastikan tidak terjadi penimbunan beras, melakukan penanganan kekeringan, menyiapkan tim siaga bencana kebakaran lahan dan hutan, serta bersama-sama meningkatkan sinergi antarinstansi dalam pengendalian inflasi,” katanya.

Lebih jauh Rahmat menegaskan, seluruh langkah-langkah antisipasi tersebut diyakini dapat menjaga kecukupan stok beras dan stabilitas harga beras hingga akhir tahun.

Hery Priyono