KUDUS punya beberapa hidangan lezat untuk dicoba. Salah satu yang menjadi rekomendasi adalah Lentog Tanjung, atau biasa dikenal dengan lentog.
Lentog Tanjung merupakan salah satu makanan khas Kabupaten Kudus. Penjualnya ada di Desa Tanjung, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Lentog merupakan menu khas yang sangat populer di Kabupaten Kudus setelah Soto Kudus.
Singkatnya, lentog adalah lontong sayur khas Kudus dengan cita rasa tersendiri. Mendapatkan penjual lentog di kota ini tidaklah sulit, karena mereka banyak terdapat di berbagai sudut kota, terutama di pagi hari atau pada saat sarapan pagi.
Di Kudus, keberadaan lentog tanjung atau biasa kita sebut lentog mempunyai sejarah awal mula yang khas. Sejarah kuliner tradisional ini tidak terlepas dari awal masuknya agama Islam di Kudus oleh para Walisanga.
Lentog Tanjung sangat terkenal di Kudus. Siapa pun masyarakat Kudus sudah pasti merasakan kenikmatannya. Ternyata kuliner khas ini mempunyai arti tersendiri bagi masyarakat Kudus, Khususnya masyarakat di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Sementara itu, kata ‘Tanjung’ diambil dari nama Desa Tanjungkarang yang jadi tempat kelahiran kuliner ini.
Namun saat ini keberadaan Lentog Tanjung sudah hampir menyebar ke seluruh penjuru Kudus.
Lentog adalah nama lain dari lontong. Istilah terakhir ini lebih familiar di telinga masyarakat Indonesia umumnya. Namun di Kudus, lontong lebih dikenal dengan sebutan lentog.
Lentog atau lontong terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun pisang, lalu direbus hingga 4 jam. Uniknya, lentog Kudus berukuran jombo. Ukuranya seukuran betis orang dewasa. Inilah perbedaan dengan lontong pada umumnya yang berukuran kecil.
Kuah pelengkapnya terdiri atas dua macam, yaitu sayur gori (nangka muda) dan tahu tempe dimasak seperti lodeh. Dilengkapi dengan sambel, bawang goreng, dan sate telur puyuh menambah nikmat cita rasa yang menggetarkan lidah di pagi hari.
Pikiran menjadi semangat untuk aktivitas selanjutnya.
Lentog Tanjung juga bisa dinikmati dengan gorengan seperti bakwan, tempe goreng, atau sate telur puyuh, sate jeroan untuk melengkapi hidangannya.
Saking enaknya, Lentog Tanjung tak cukup jika dinikmati seporsi saja. Biasanya, penikmat Lentog Tanjung bisa habis beberapa porsi dalam sekali makan.
Selain itu, penyajiannya juga sangat unik. Lentog disajikan diatas piring kecil yang dilapisi daun pisang berbentuk lingkaran. Makannya tidak memakai sendok logam seperti biasa, melainkan menggunakan seru (sendok yang terbuat dari daun pisang yang disobek berbentuk persegi panjang lalu dilipat jadi 2), sehingga menambah nikmat aroma lentog tanjung.
Dinita Charissa Ludviana – Mg