KUDUS (SUARABARU.ID) – Ratusan warga Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, tumplek blek untuk memeriahkan kirab Saparan. Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan setiap Sabtu Legi pada bulan Sapar (Sofar) setiap tahunnya.
Setidaknya ada 20 kelompok yang berasal dari perwakilan 20 RT di Desa Ngembal Kulon ikut berpartisipasi dalam kirab yang dilaksanakan pada Minggu (3/9). Mereka berpawai di sepanjang jalanan desa dan berakhir di balai desa setempat.
Masing-masing keompok membawa aneka atribut serta sebuah gunungan hasil bumi sebagai bentuk syukur atas limpahan berkah yang mereka peroleh selama ini. Tak jarang pula, setiap kelompok juga menampilkan atraksi kesenian berupa tari-tarian, barongan, hingga atraksi seni lainnya.
Kepala Desa Ngembal Kulon, Moh Khanafi mengatakan, tradisi Saparan sebenarnya sudah diperingati sejak dahulu.Dalam rangka nguri-uri budaya Mbah Buyut Poncowati, yaitu sosok yang dikenal sebagai salah satu perintis Desa Ngembal Kulon.
Dia menyebut, tradisi yang sebelumnya diperingati dengan sederhana yang mana banyak warga asal Ngembal Kulon yang merantau ke berbagai daerah, sengaja pulang kampung untuk berziarah ke makam para leluhurnya.
Saat itulah silaturahmi antara warga perantauan dan warga yang masih tinggal di desa kembali terjalin dengan hangat. Hingga akhirnya, Pemerintah Desa Ngembal Kulon mulai mengkonsep tradisi ini secara lebih meriah.
“Tradisi ini mulai dibuat lebih meriah dalam dua tahun terakhir. Dengan ajang ini, kami berharap silaturahmi sesame warga bisa terjalin semakin erat, guyup dan rukun,”tandasnya.
Sebelum puncak acara berupa kirab gunungan, digelar pula beragam acara seperti lomba, penyerahan kambing Saparan, pentas seni, doa bersama, pementasan wayang kulit.
“Kirab ini diikuti 20 RT, ditambah kelompok dari sekolah, dan juga ada perwakilan dari dusun lain di desa sebelah. Kami gelar serangkaian kegiatan untuk memeriahkan tradisi Saparan tahun ini. Momentum mencurahkan rasa syukur warga Ngembal Kulon atas keberkahan, karunia, dan rezeki melimpah yang diberikan oleh Allah SWT kepada masyarakat dalam bentuk kesehatan, penghasilan, dan kemakmuran desa,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Jati Fiza Akbar mengapresiasi kegiatan kirab budaya Saparan yang mampu menarik perhatian masyarakat dari desa sebelah untuk bergabung memeriahkan tradisi budaya tahunan.
Kata dia, kegiatan ini harus terus dilestarikan menjadi agenda tahunan masyarakat Desa Ngembal Kulon yang perlu dirawat dan dijaga. Jangan sampai tradisi ini punah seiring perkembangan zaman.
Fiza Akbar juga mendorong pemerintah desa dan tokoh masyarakat di Desa Ngembal Kulon, supaya mendukung penuh kegiatan tradisi budaya yang ada. Sehingga tradisi ini bisa digelar setiap tahun dengan meriah.
“Pesan saya, kegiatan ini semoga bisa digelar rutin, harus dilestarikan, harus didukung oleh pemerintah desa dan seluruh tokoh masyarakat yang ada di Desa Ngembal Kulon,” pintanya.
Ali Bustomi