blank

JEPARA(SUARABU.ID) – Meski jumlah perusahaan besar di Jepara terus bertambah, daerah ini masih terus berupaya menarik investasi baru. Masyarakat diminta ikut mempertahankan iklim investasi tetap kondusif. Caranya, menjaga daya dukung yang selama ini menjadi keunggulan kompetitif Jepara, yakni upah kompetitif, harga lahan terjangkau, hingga kompetensi masyarakat yang terkenal terampil.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko mengatakan, di Asia Tenggara, Vietnam bisa menjadi pesaing menggaet investasi. Di Asia Selatan, ada negara India. Demikian juga dengan dua daerah di sekitar Muria, Pati dan Rembang.
“Karena apa? Harga tanah di sana masih rendah. Bahkan upah pekerja di Vietnam sangat murah, belum lagi rendahnya kurs mata uang negara tersebut,” kata Edy Sujatmiko di depan puluhan perwakilan perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang pada Rabu (9/8/2023), hadir di Hotel Julia Bandengan, Jepara. Mereka mewakili perusahaan masing-masing mengikuti sosialisasi dan bimbingan teknis kemudahan investasi di Kabupaten Jepara.
Menurut Edy Sujatmiko, saat ini sudah ada PMA di Jepara yang membuka unit produksi di Pati. Bersama Rembang, daerah itu mengiming-imingi investor dengan harga lahan yang murah. Karena itulah Edy Sujatmiko minta pekerja berbesar hati menjaga UMK tetap kompetitif, warga pemilik lahan menawarkan lahannya dengan harga yang wajar, dan masyarakat membekali angkatan kerja dengan kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan.
Meski banyaknya investasi PMA dan PMDN di Jepara dalam sepuluh tahun terakhir telah menyerap puluhan ribu angkatan kerja, Jepara masih terus berupaya membuka lapangan kerja baru dengan investasi tambahan, baik pengembangan perusahaan yang telah ada maupun investasi baru.
Sebelum pandemi Covid-19 nilai investasi yang masuk ke Jepara, kata Edy Sujatmiko, pernah menyentuh angka Rp21 triliun. “Meski belum menyamai, tapi pascapandemi bisa menjadi Rp7 triliun lalu Rp9 triliun lebih,” katanya.
Angka investasi hampir Rp9.6 triliun sepanjang tahun 2022 itu, tetap menjadi investasi daerah tertinggi di Jawa Tengah.
Sedangjkan pada triwulan pertama tahun ini, rekapitulasi dari sistem perizinan One Stop Submission menunjukkan modal usaha rencana investasi di Jepara sudah mencapai Rp2 triliun lebih. Realisasinya, mencapai Rp238 miliar yang tersebar di 407 proyek. Hampi seluruh realisasi investasi, yakni Rp227,6 miliar, berasal dari PMA.

Hadepe – Bakopi