blank
Bupati Kudus usai mengecek venue Porprov Jateng 2023 di kawasan Balai Jagong Wergu Wetan. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sejumlah venue Porprov Jateng 2023 di wilayah Kabupaten Kudus rusak. Tak hanya itu, pengadaan jersey dan katering untuk kontingen atlet Kudus juga masih belum jelas kepastiannya.

Kondisi tersebut terungkap dalam sidak yang dilakukan Bupati Kudus di beberapa venue yang akan digunakan untuk Porprov Jateng 2023.

Dalam sidak tersebut, Bupati meninjau tiga venue yakni GOR Bung Karno, gedung multifungsi dan gedung tenis indoor yang semuanya ada di komplek Balai Jagong Wergu Wetan.

Di lokasi tersebut Bupati mendapati bagian-bagian gedung yang kumuh berdebu, kamar mandi yang mengalami kerusakan, serta bagian lapangan indoor yang rusak.

Melihat kondisi tersebut, Bupati langsung meminta Kepala Disdikpora dan Asisten III Setda Agus Budi Satrio berkoordinasi dengan OPD terkait diantaranya Dinas PKPLH untuk segera melakukan pembersihan dan pembenahan.

Dia memberi tenggat waktu selama tiga hari untuk membenahi semua venue yang kurang maksimal.

“Segera koordinasikan dengan OPD lain untuk melakukan pembenahan. Saya akan ke Jakarta dan kemungkinan Senin atau Selasa pekan depan sudah kembali dan akan mengecek hasilnya,”katanya.

Hartopo menegaskan upaya tersebut dilakukan agar Kudus bisa menjadi tuan rumah yang baik pelaksanaan Porprov. Jangan sampai sebagai tuan rumah, ternyata fasilitas yang ada tidak maksimal.

Jersey dan Katering Atlet

Selain persoalan kurang maksimalnya venue, Hartopo mengaku juga ada permasalahan perihal jersey dan katering kontingen Kudus.

Pihaknya menerima laporan ada persoalan dalam proses pengadaan jersey dan katering tersebut.

“Kemungkinan memang tidak semua atlet dan official akan mendapatkan jersey. Tapi untuk langkah darurat, kami sudah siapkan jersey bagi atlet yang khusus ikut upacara pembukaan,”tandasnya.

Diakuinya, persoalan penyediaan jersey tersebut terjadi seiring dengan adanya sengkarut di tubuh KONI Kudus. Menurut Hartopo, seluruh anggaran sudah dikucurkan oleh Pemkab Kudus, namun dalam kelanjutannya tidak dilaksanakan dengan baik oleh KONI.

Sementara, pengurus KONI Kudus Yusuf Istanto menyebutkan, persoalan jersey dan katering tak lepas dari kasus mundurnya Ketua KONI Kudus Imam Triyanto.

Sehari sebelum mengundurkan diri, Imam diketahui telah memerintahkan bendahara KONI mentrasfer uang ke penyedia jasa pembuatan jersey dan katering yang totalnya sebesar Rp 1,8 miliar.

“Meski sudah mentransfer dana, ternyata sampai saat ini tidak ada kontrak kerja yang dibuat antara KONI dan vendor tersebut,”paparnya.

Hingga setelah Imam Triyanto mengundurkan diri, pengurus KONI yang lain juga tak mengetahui duduk persoalan pengadaan jersey dan katering tersebut.

Namun setelah ada upaya untuk melacak dan juga dimediasi oleh Kejaksaan, akhirnya pihak penyedia dapat dihubungi, dan mengaku akan tetap melakukan pekerjaannya. Hanya saja, perkembangan terakhir nampaknya tak semua jersey bisa selesai saat pelaksanaan Porprov.

“Untuk jersey, nampaknya belum bisa memenuhi kebutuhan semua kontingen yang terdiri dari sekitar 700 atlet dan official,”tandasnya.

Meski demikian, kata Yusuf, KONI akan segera melakukan rapat koordinasi untuk menentukan langkah selanjutnya.

Sebagaimana diketahui, jelang Porprov 2023, KONI Kudus memang diguncang prahara. Salah satunya adalah adanya dugaan penyalahgunaan anggaran KONI tahun 2022 yang saat ini sudah ditangani oleh Kejari Kudus.

Dan bersamaan dengan adanya penanganan kasus oleh Kejari tersebut, Ketua KONI Kudus Imam Triyanto mengundurkan diri dari jabatannya.

Ali Bustomi