KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Forum Guru Sertifikasi Nasional Indonesia (FGSNI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) dan Seminar Nasional di Kabupaten Kebumen, di Aula Gedung Setda, Kamis (13/7/.
Peserta Mukernas FGSNI jajaran pengurus FGSNI kabupaten dari seluruh Indonesia. Mukernas mengangkat peningkatan kualitas pendidikan di madrasah, dan peningkatan kesejahteraan para guru madrasah.
“Dalam Mukernas ini kita masih terus berupaya bekerja lebih baik lagi dalam hal peningkatan kualitas pendidikan madrasah di bawah naungan Kemenag. Karena pendidikan yang baik, juga lahir dari guru-guru yang berkualitas,”terang Ketua Umum PGSNI, Agus Mukhtar.
“Kemudian tentu saja, kita juga terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para guru. Kita semua ini adalah guru-guru yang sudah sertifikasi tapi noninpassing,”tambah Mukhar.
Ia menjelaskan, guru sertifikasi noninpassing adalah guru sertifikasi yang jabatan dan golongannya belum disamakan dengan guru PNS. Pihaknya terus berusaha agar bagaimana para guru-guru ini ada keseteraan pendapatan dengan guru PNS.
“Di tingkat nasional ada 108.000 guru sertifikasi noninpassing, penyertaan jabatan dan golongan sebagaimana jabatan dan golongan pegawai negeri sipil,”terangnya.
Di Kebumen terdapat 800 guru sertifikasi noninpassing. Ia berharap di 2023 ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama bisa mengeluarkan SK inpassing bagi guru-guru yang tergabung dalam FGSNI.
“Insya Allah kita terus berjuang, semoga tahun ini SK bisa dikeluarkan dari Kementerian Agama,” jelasnya.
Mukernas FGSNI ini diikuti kurang lebih 500 peserta. Dipilihnya Kebumen sebagai tuan rumah Mukernas karena banyak pengurus yang meminta Mukernas diadakan di Kota Beriman sesuai tempat kelahiran Ketua Umum, sekaligus dengan pertimbangan FGSNI lahir di Kebumen.
Mukernas FGSNI dihadiri Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Ferry Wawan Cahyono dan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto.
Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyatakan, salah satu keprihatinan dari seorang guru adalah pendapatannya yang masih sangat kecil. Terutama adalah guru-guru honorer. Ia pun memahami hal tersebut.
“Apa yang bapak-bapak dan ibu-ibu perjuangkan itu saya memahami betul, karena banyak juga guru yang mengeluhkan kepada kami agar kesejahteraannya diperhatikan,”ucap Arif Sugiyanto.
Bupati mengungkapkan, komitmen pemerintah daerah untuk menyejahterakan para guru tak tanggung-tanggung. Sebanyak Rp768 Miliar diglontorkan untuk mengaji semua guru, termasuk honorer yang diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Anggaran pendidikan kita dari APBD itu paling banyak capai Rp1 Triliun, dimana Rp768 miliar itu kita gunakan untuk membayar gaji guru, termasuk honorer yang diangkat PPPK. Penerimaan guru PPPK kita termasuk paling banyak,” ungkapnya.
Bupati berharap apa yang diperjuangkan dari pada guru-guru FGSNI bisa tercapai. “Dengan Mukernas ini, kami berharap guru yang berhasil mengikuti program Inpassing atau penyetaraan akan mendapatkan tunjangan bulanan di mana besarannya setara dengan para guru PNS,” tandasnya.
Komper Wardopo