Selain itu, Bank Indonesia turut mengajak agar peserta sosialisasi meningkatkan perlindungan data pribadi terutama dalam bertransaksi digital menggunakan QRIS dengan cara menjaga kerahasiaan pin pribadi, selalu memastikan nama merchant QRIS sesuai dan nominal transaksi sesuai.

Manfaat adopsi kanal pembayaran QRIS ikut dirasakan oleh Christi, pemilik UMKM Cokelat Borobudur yang membagikan kisah sukses  peningkatan transaksi pembelian sejak mengadopsi QRIS.

Christi menyampaikan bahwa perluasan kanal pembayaran QRIS dipicu oleh tingginya permintaan pembeli.

“Adopsi QRIS tersebut memberikan kemudahan dan kenyamanan transaksi, khususnya bagi wisatawan yang kehabisan uang tunai dan generasi muda yang cenderung cashless,” katanya.

Menurutnya, kini QRIS tidak hanya menjadi alternatif kanal pembayaran, melainkan kebutuhan transaksi pembayaran seiring permintaan terhadap kanal QRIS yang terus meningkat.

Selain itu, Christi mengatakan, pencatatan transaksi penjualan tercatat dan dapat dipantau secara mudah melalui merchant apps QRIS.

Pada akhir sosialisasi, Bank Indonesia mengajak peserta sosialisasi bersama 200 UMKM lainnya di Pasar Seni Borobudur melakukan praktik scan QRIS melalui donasi Rp1.000.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperluas akseptansi dan edukasi kepada pelaku usaha, sehingga transaksi non tunai melalui QRIS dapat digunakan masyarakat lebih luas.

Hery Priyono