WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan percepatan “Open Defecation Free” (ODF) atau stop buang air besarvsembarangan harus dirumuskan guna menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dalam mewujudkan hal itu, perlu dukungan seluruh elemen masyarakat.
“Mencapai daerah yang bebas ODF, itu gampang-gampang susah. Disamping terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat yang belum merata, kultur atau budaya dan kebiasaan yang masih kental juga berpengaruh besar pada percepatan program ODF,” katanya.
Dia mengatakan hal itu, saat hadir dalam acara “Rembuk Percepatan ODF” di Pendopo Bupati setempat. Melalui acara tersebut, pihaknya berharap dapat menggugah kesadaran bersama, dalam meningkatkan sinergitas dan derajat kesehatan masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang bersih serta sehat.
Menurut Afif, ODF atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), tidak dapat dicapai oleh pemerintah saja. Namun secara komprehensif diperlukan kolaborasi dan komitmen seluruh elemen masyarakat dalam mencapai target-target pembangunan.
“Di Wonosobo baru ada 4 kecamatan yang mendeklarasikan sebagai daerah ODF, 2 sedang mempersiapkan deklarasi dan 9 belum mendeklarasikan diri. Adapun di tingkat desa baru 104 dari 265 desa yang mendeklarasikan diri sebagai desa ODF,” ungkap Afif.
Tentunya, lanjut dia, upaya tersebut akan lebih cepat berhasil bila dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Termasuk institusi TNI-Polri di semua jajaran. Baik Kodim/Polres, Koramil/Polsek maupun Babinsa dan Babinkamtibmas yang tersebar di seluruh pelosok desa.
Selain itu, deklarasi ODF tidak boleh hanya dimaknai sebatas memiliki jamban sehat. Namun juga harus ada pencapaian akses dan perilaku masyarakat dalam melakukan sanitasi lingkungan yang sehat dan bersih.
“Keberadaan program “Gema Bang Jamet”, dapat menjadi pedoman dalam mewujudkan daerah bebas ODF. Saya mendorong agar desa dan kecamatan yang belum ODF, segera melaksanakan “Gema Bang Jamet”, dengan menemukan kakus yang tidak sesuai ketentuan,” ujarnya.
Jamban Sehat
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo Junaedi menyampaikan, pihaknya bersama OPD dan instansi terkait menggelar “Rembuk Percepatan Open Defecation Free (ODF)”. Di bulan September 2023 masyarakat harus sudah 100 persen punya jamban sehat. Tidak ada lagi orang buang air besar di sembarang tempat.
“Rembug Percepatan ODF tersebut, diselenggarakan untuk membahas strategi bagimana menutup jamban terbuka agar masyarakat terdorong untuk menggunakan jamban yang sehat dan bersih,” katanya.
Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo juga mengingatkan untuk saling membantu dalam langkah pemenuhan jamban sehat kepada masyatakat, sehingga masayarakat mudah mengaksesnya.
Menurut dia, Wonosobo memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar mengingat dari 15 kecamatan yang sudah deklarasi. Kecamatan Wadaslintas tinggal deklarasi dan Kalibawang sedang dalam tahap persiapan verifikasi. Sehingga masih tersisa 8 kecamatan yang harus segera dituntaskan.
“Untuk memutuskan rantai penularan harus dilakukan rekayasa pada akses ini, agar usaha tersebut berhasil. Akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai 100 persen di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Pihaknya menyebut guna mencapai ODF atau 100 persen akses sanitasi, dipengaruhi beberapa komponen yakni dukungan kebijakan politik, dukungan anggaran, keterlibatan struktural dan non struktural bagaimana upaya menciptakan kesehatan sanitasi.
Selain itu, lanjut dia, juga perlu adanya penyediaan supplay sanitasi, monitoring dan evaluasi sanitasi terpadu berbasis masyarakat (STBM). Keterlibatan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih sangat penting.
“Yang tidak kalah penting, adanya komitmen bersama Kepala Puskesmas, jajaran OPD, BUMN dan BUMD dalam nyengkuyung bareng menuntaskan permasalahan ini,” pungkasnya.
Muharno Zarka