JEPARA(SUARABARU.ID) – Petani di Desa Tanjung, Kecamatan Pakisaji, mulai membudidayakan lebah klanceng. Kegiatan ini menjadi tambahan kekuatan ekonomi, setelah budidaya kopi yang telah dikembangkan lebih awal. Setidaknya terdapat 30 petani setempat yang tergabung dalam Kelompok Tani Margo Joyo, kemlompok pertama pembudidaya lebah klanceng di desa ini.
Ketua Kelompok Tani Margo Joyo M. Alim mengatakan, pada awalnya dia mengikuti pelatihan mandiri di salah satu komunitas budidaya lebah klanceng di Jepara. Dari kegiatan itu, setiap tiga bulan M. Alim sukses panen madu dari 80 boks koloni klanceng yang dia miliki.
“Kemudian ada bantuan 77 boks untuk kelompok dari DLHK Provinsi Jawa Tengah,” kata Alim, Minggu (28/5/2023).
Dengan jumlah koloni klanceng hingga 157 boks, jumlah madu yang diperoleh setiap panen makin banyak. “Rata-rata lebih dari 100 mililiter per boks. Madu lebah klanceng laku lebih mahal dibanding lebah tawon. Biasa kami jual Rp60 ribu per botol kemasan 110 mililiter,” katanya. Penjualan dilakukan di pasar online, melalui pameran, atau pembeli datang langsung ke kelompok tani.
Menurut Alim, banyaknya vegetasi di Dukuh Turong mendukung usaha tersebut. Petani juga rutin mendapat pendampingan dari penyuluh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sehingga menunjang keberhasilan dudidaya.
Turong merupakan salah satu dukuh di Desa Tanjung yang berada di bagian atas, atau bagian dari wilayah di kaki Gunung Muria sebelah barat. Dengan kondisi lingkungan seperti itu, boks koloni lebah klanceng bisa ditempatkan menyebar di sekitar rumah dan kebun milik warga.
“Akan ada bantuan boks dan koloni hingga senilai Rp100 juta dari DLHK Provinsi Jawa Tengah kalau budidaya 77 boks bantuan yang saat ini berjalan dinilai berhasil. Kami optimis. Sebentar lagi memasuki masa panen dan rata-rata hasilnya bagus,” kata Alim terkait potensi pengembangan ke depan.
Sulismanto – Hadepe