blank
Festival Balon Udara yang sukses digelar di Alun-Alun Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Festival Balon Udara atau Ballon Culture Festival (BCF) yang ditambatkan dengan tali sukses di gelar di Wonosobo sepanjang perhelatan hari raya Idul Fitri 1444 H lalu.

BCF dipuncaki dengan agenda Festival Mudik di Alun-Alun Wonosobo yang berhasil menerbangkan 30 balon udara terbaik dari Festival Balon Udara yang telah digelar di 8 titik di berbagai desa di Wonosobo.

Kesuksesan BCF bisa diukur dari antusiasme penonton dan pembuat balon dalam meramaikan Festival Balon Udara. Bahkan penonton penerbangan balon udara di Alun-Alun dibanjiri ribuan penonton. Mereka merupakan pemudik, wisatawan dan warga setempat.

Bupati Afif Nurhidayat mengatakan selama tujuh hari, mulai 23 April yang lalu, dilakukan BCF diawali dengan Festival Balon Udara di Kembaran Kalikajar dan ditutup dengan BCF di Alun-Alun setempat dengan Festival Mudik. Selain penerbangan balon dengan cara ditambat juga ada bazar kuliner.

“Festival Mudik sendiri lebih fokus pada kegiatan penerbangan balon udara tradisional yang ditambatkan, sebagai tradisi yang telah lama ada dan berkembang di masyarakat Wonosobo,” katanya.

Tahun ini, lanjutnya, digelar rangkaian acara Festival Mudik 2023 guna menyambut para pemudik dan wisatawan yang datang ke Wonosobo. Yakni dengan penyelenggaraan Festival Balon Udara tradisional yang digelar selama tujuh hari di beberapa lokasi dengan cara ditambatkan.

Lebih lanjut Afif menekankan, balon udara merupakan bagian dari sejarah, warisan dan tradisi dari masyarakat Wonosobo yang harus dilestarikan. Pasalnya, Ini bagian dari seni yang butuh keahlian khusus sehingga tidak semua orang mampu menguasainya.

“Selain sebagai hiburan untuk masyarakat, Festival Balon Udara juga sebagai upaya untuk menjaga kelestariannya. Sehingga setiap perayaan HUT Wonosobo dan hari raya Idul Fitri wajib selalu ada. Kelak bisa dikembangkan menjadi ekonomi kreatif. Saya berharap festival seperti ini mampu menarik wisatawan tidak hanya lokal, nasional akan tetapi internasional,” imbuhnya.

Keselamatan Penerbangan

blank
Balon warna-warni yang menghiasi Alun-Alun Wonosobo di acara Festival Balon Udara. Foto : SB/Muharno Zarka

Gelaran Festival Balon Udara tambat 2023 di Wonosobo juga sudah mendapatkan izin Kementerian Perhubungan dan dukungan dari Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.

Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia Bambang Rianto menyampaikan, dukungan ini sebagai bukti tanggung jawab dan keseriusan AirNav Indonesia dalam meningkatkan keselamatan pelayanan navigasi penerbangan dan menjadikan tradisi masyarakat sebagai ajang festival bertaraf internasional.

“Pelepasan balon udara tradisional yang tidak ditambatkan membahayakan keselamatan penerbangan. Karena itu, kami sangat mendukung dan berharap tradisi menerbangkan balon udara tetap bisa dilakukan tapi tetap harus memperhatikan keselamatan penerbangan,” ujar dia.

Untuk itu, AirNav Indonesia bersama dengan Kementerian Perhubungan, Pemkab Wonosobo dan TNI-Polri rutin melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya balon udara baik dalam bentuk spanduk, baliho dan video.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo Agus Wibowo menambahkan, festival balon udara ini merupakan festival balon udara hari kedelapan atau puncaknya. Dimana, peserta terbaik pada festival balon udara sebelumnya dilombakan lagi di Alun-alun Wonosobo ini.

“Festival Balon Udara ini sudah digelar sejak tanggal 23 April kemarin di lokasi yang berbeda. Event digelar oleh komunitas Ballon Udara, masyarakat desa, Pemkab Wonosobo. Bahkan oleh organisasi keagamaan seperti GP Ansor Banser dan lainya. Nah kita ambil 30 peserta terbaik untuk dilombakan di Alun-alun Wonosobo,” ungkap Agus.

Dikatakan Agus, perhelatan ini menjadi puncak dari rangkaian acara Festival Balon Udara yang berlangsung di berbagai lokasi di Wonosobo selama delapan hari. Event Festival Balon Udara sudah menjadi kalender rutin guna memeriahkan perayaan lebaran atau setuap hari raya Idul Fitri tiba.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pentas kesenian tradisional. Seperti pertunjukan kuda lumping, tari lengger dan bazar kuliner tradisional. Bazar kuliner khas Wonosobo bahkan diserbu pengunjung dan ludes terjual.

“Ada aturan yang wajib dipatuhi para peserta. Salah satunya adalah balon udara wajib ditambatkan dengan tiga tali dan tinggi maksimal 150 meter, agar balon udara ini tidak terbang liar hingga mengganggu penerbangan,” tegasnya.

Muharno Zarka