blank
KH. Ali Maksum, Krapyak Yogyakarta. Pengarang Hujjah Ahlus Sunnah wal Jamaah. (Foto: NU Online).

Oleh: M. Rosyif Arwani

JEPARA (SUARABARU.ID)- Tradisi keilmuan di dunia pesantren sepertinya tidak pernah kering. Kitab kuning yang menjadi ciri khas kaum santri yang ditulis oleh Ulama’ Nusantara masih dikaji dan menjadi kurikulum hingga saat ini. Salah satunya adalah Kitab Hujjah Ahlus Sunnah wal Jamaah karya KH. Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.

blank
Kitab Hujjah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Kitab Hujjah Ahli Assunnah Wal jama’ah adalah sebuah kitab yang menjelaskan dalil-dalil dari amalan warga nahdliyin dan menjadi pegangan para santri. Kitab yang ditulis oleh mantan Rais ‘Am PBNU tahun 1980-1984 ini menjadi kitab posonan yang diajarkan di Pondok Pesantren Annur, Desa Mangunan, Kabupaten Jepara pada Ramadhan tahun ini.

Kitab tersebut yang sanad keilmuannya nyambung pada Mu’alif yaitu bersumber dari KH Muhammad Amin Dahlan (pendiri PP Alamin Babalan Wedung Demak ) beliau adalah salah satu murid dari KH Ali MaKsum.

Mengenal KH Ali Maksum

KH Ali Maksum adalah putra pertama dari hasil perkawinan KH Ma’shum bin KH Ahmad Abdul Karim dengan ibu nyai Nuriyah binti KH Muhammad Zain Lasem. KH. Ali Maksum lahir pada tanggal 2 Maret 1915 di Desa Soditan Lasem Rembang. Sejak kecil beliau belajar dan dididik secara tegas di Pondok Pesantren Al- Hidayah, yang diasuh oleh ayahnya sendiri.

Pada saat itu pondok Pesantren Al-Hidayah Lasem menjadi pusat rujukan para santri dari berbagai daerah terutama dalam pengajaran kitab Alfiyah Ibnu Malik beserta syarahnya (kitab ibnu aqil ) dan kitab Jam’ul jawami’ ( kitab ushul fiqh).

Sanad keilmuan Kiai Ali Maksum dapat ditelusuri, pada tahun 1927 di usia 12 tahun menuntut ilmu di tempat KH Dimyathi pengasuh pondok pesantren Tremas Pacitan jatim , pada sa’at itu PP Tremas merupakan pesantren yang terkenal dan berwibawah karna 3 hal yaitu, secara tegas menolak dan menentang penjajah Belanda, sebagian besar ahli bait PP Termas tergolong sangat alim sehingga keberadaan PP Termas tergolong sebagai pesantren gudang ilmu agama, kegiatan ilmiyah di PP Termas sangat intensif.

Waktu muda, Kiai Ali Maksum terkenal dengan tirakat puasa ngerowot dan riyadloh. Selain penguasaanya dalam ilmu (alim) yang ahirnya beliau dijuluki “Munjid mlaku “ karena beliau menguasai kosa kata bahasa arab serta ilmu alatnya.

Pada tahun 1938 Kiai Ali Maksum menikah dengan Rr Hasyimah binti KH R Muhammad Munawir dari Krapyak Yogyakarta. Pada tahun itu pula beliau menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu agama di tanah suci dan berguru pada Sayyid Alwi Abbas Almaliki dan Assyaikh Umar Hamdan.

Dari di didikan ulama’ tersebut beliau menjadi seorang ulama’ ahli tafsir , hadits , fiqh, bahasa arab beserta ilmu alatnya dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Setrategi Mengembangkan Pesantren

KH Ali Maksum selain alim di bidang ilmu agama juga seorang konseptor handal di dalam menata lembaga pendidikan sejak beliau mondok di Tremas , kepekaan dan ketelitian serta konsep / langkah strategis beliau di dalam dunia pendidikan betul-betul bisa membawa pondok pesantren A Munawir krapyak Yogyakarta menggapai masa kejayaan dimasanya.

Adapun langkah strategis untuk mengembangkan pesantren menurut konsep beliau yaitu, perlunya kaderisasi ulama’ / tenaga pengajar inti dari dalam pesantren, perlunya pengembangan sistem pendidikan pengajaran dan kurikulum pesantren

Kiai Ali Maksum dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai pribadi yang istiqomah di dalam mengajar, dermawan membagi bagikan harta kekayaannya tanpa diketahui oleh siapapun, berpola hidup sederhana zuhud dan tampil apa adanya, serius dan fokus dalam usaha pengembangan pesantren, pembawaannya yang tenang santun dan mengesankan wataknya yang arif dan bijaksana serta sifatnya yang lemah lembut grapyak tutur katanya yang manis serta raut wajahnya yang selalu ceria dan semringah dengan hiasan senyum yang khas dan penuh tawadhu’.

Wafatnya Kiai Ali Maksum

Ketika Muktamar NU ke 28 di PP Al Munawir Krapyak Yogyakarta beliau sudah sakit seminggu. setelah Muktamar beliau jatuh sakit dan dirawat di rumah RS DR Sardjito selama seminggu kemudian beliau wafat ketika adzan magrib berkumandang pada pukul 17,55 wib pada hari Kamis malam Jum’at tanggal 7/12/1989 dalam usia 74 tahun.

(Penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren Annur Mangunan, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantrean (FKPP) Kabupaten Jepara, dan Pengurus MWCNU Tahunan)