CIREBON (SUARABARU.ID)– Rangkaian nyadran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ke makam Walisongo selesai sudah. Dimulai pada Jumat (17/3/2023) saat Ganjar ziarah ke sejumlah sunan di Jatim dan Jateng, pada Selasa (21/3/2023) ini Ganjar berziarah ke makam Sunan Gunung Jati, yang ada di Cirebon, Jawa Barat.
Menempuh perjalanan darat dari Jakarta usai menerima Baznas Award 2023, Ganjar tiba di kompleks Makam Sunan bernama asli Syarif Hidayatullah itu, sekitar pukul 15.30 WIB.
Ketika tiba, Ganjar disambut Putra Mahkota Kesultanan Kanoman, Pangeran Raja Muhammad Qodirudin, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran dan sejumlah tokoh di Cirebon. Usai salat Ashar, Ganjar langsung ziarah dipimpin pengasuh Ponpes Balerante, KH Muhammad Faqih.
BACA JUGA: PP Al Mubaarok Manggisan Wonosobo Lepas 33 Dai Ramadan dan 60 Ustadzah Pesantren Kilat
”Alhamdulillah, ziarah terakhir di Sunan Gunung Jati ini mengajarkan banyak hal kepada kita semua tentang rasa sosial, dan kemasyarakatan. Bagaimana berbuat baik dengan sesama,” kata Ganjar.
Yang paling berkesan, lanjut dia, sosok Sunan Gunung Jati yang selain tokoh agama, juga tokoh di pemerintahan. Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya Walisongo yang bergelar Sultan.
”Tentu saja, karena beliau Sultan, jadi ada urusan di pemerintahan juga. Terbentuknya kesultanan di Cirebon, itu menunjukkan bagaimana tokoh agama pada saat itu, tidak hanya berpikir pada soal agama, tapi ternyata juga ada di pemerintahan,” ucapnya.
BACA JUGA: Teliti Sensor Navigasi, Dosen Elektro Unissula Raih Doktor
Dan hal itu menjadi contoh yang baik. Dengan bergabungnya tokoh agama dalam pemerintahan, maka pengelolaan pemerintahan dilakukan dengan nilai-nilai yang baik pula.
”Ada tuntunan dari agama, dan tentu saja buat saya yang di pemerintahan, menjadi penting belajar dari leluhur kami dari para sunan ini. Dari kemarin berkeliling, selalu mendapatkan pelajaran berharga dari beliau semua,” terangnya.
Pemerintahan yang diajarkan Sunan Gunung Jati adalah, governance yang bermuara pada keadilan. Hal itu harus ditiru para pemimpin bangsa saat ini, karena keadilan bagi rakyat adalah segalanya.
”Adil yang mutlak, tetapi tentu saja manusia banyak kekurangan. Tapi menuju keadilan itu tentu menjadi sesuatu yang sangat bijaksana untuk diteladani,” pungkasnya.
Riyan