blank
Diskusi buku kuliner Mustikarasa yang digelar KJW di Pendopo Bupati Wonosobo. Foto : SB/dok Humas KJW

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo, M Albar menyebutkan bahwa makanan lokal tempo doeloe di daerahnya kini mulai sulit ditemukan.

Hal itu, karena banyaknya makanan dari luar daerah bahkan luar negeri dipasaran yang hits dan lebih diminati oleh anak muda.

“Sekarang ini anak muda lebih tahu burger, sushi dan makanan dari luar negeri lainnya. Makanan dari negara barat ini melanda Indonesia. smsehingga anak-anak muda semakin akrab dengan kuliner tersebut,” katanya

Dia mengatakan hal itu saat menghadiri acara “Diskusi Buku Mustika Rasa dan Nonton Bareng Film Base Genep” dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar Komunitas Jurnalis Wonosobo (KJW) di Pendopo Bupati, setempat.

Acara tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Nuri Azzahra (Founder Jogja Food Drink) dan Sigit Budi Martono (Founder Pasar Kumandang). Hadir pula jajaran Forkompimda, perwakilan OPD, pegiat kuliner, BUMD serta sejumlah mahasiswa.

Lebih lanjut, Wabup menyampaikan bahwa dengan banyaknya makanan dari luar membuat makanan lokal Wonosobo banyak ditinggalkan. Padahal di daerah ini banyak kuliner lokal yang tak kalah enak dan menarik dari makanan lainnya.

Karena itu, lanjut dia, diperlukan kreasi dan inovasi terkait rasa maupun tampilan agar makanan lokal Wonosobo tetap eksis walaupun berganti zaman. Anak muda dan generasi muda juga tetap suka dengan makanan daerah sendiri.

“Ini menjadi tugas kita bersama karena Wonosobo memiliki banyak potensi. Sehingga apabila makanan lokal dibuat menarik secara rasa dan tampilan maka makanan lokal tidak akan kalah bersaing dan akhirnya bisa meningkatkan perekonomian warga,” harapnya.

Cagar Kuliner

blank
Wabup Wonosobo, narasumber dan anggota KJW foto bersama. Foto : SB/dok Humas KJW

Salah satu narasumber yang merupakan Founder Pasar Kumandang, Sigit Budi Martono mengatakan, sejak tahun 2019 sebenarnya pihaknya telah menginisiasi cagar kuliner, sebagai gerakan menjaga dan melestarikan kuliner lokal Wonosobo.

Lewat cagar kuliner, ujar Mas Tono-dia sebenarnya sudah berusaha mengajak semua kalangan untuk menjaga makanan lokal agar jangan sampai tergerus makanan dari luar.

“Melalui cagar kuliner kita menginventarisir makanan-makanan lokal di Wonosobo yang masih banyak di desa-desa, namun secara ekonomi belum memberi nilai tambah,” tandas dia.

Setelah itu, menurut Mas Tono, akan dibawa makanan lokal ke etalase-etalase di super market dan pusat oleh-oleh agar bisa menambah nilai ekonomi bagi pelaku UMKM khusus makanan lokal Wonosobo.

Sementara itu, Founder Jogja Food Drink, Nuri Azzahra menyampaikan, bahwa perlu adanya festival makanan lokal yang harus digelar di Wonosobo dengan menggandeng sejumlah influencer.

“Di harapankan makanan lokal di daerah bisa viral di kalangan anak muda. Karena seluruh generasi milenial merupakan pengguna media sosial. Itu merupakan potensi yang harus dimanfaatkan untuk mempromosikan makanan lokal di medsos,” katanya.

Sekarang ini, menurut dia, makanan yang viral di medsos tidak ada makanan lokal Wonosobo. Sehingga anak muda sudah banyak yang tidak tahu dengan makanan lokal di Wonosobo.

“Dengan adanya festival makanan tersebut maka akan memperkenalkan lagi makanan lokal kepada anak muda sekarang,” pungkasnya.

Muharno Zarka