blank
General Manager of CSR SIG Edy Saraya (kanan) menyerahkan bantuan food truck kepada penyandang disabilitas Panti Karya Hephata, Bicardo Siburian (kedua kanan) di Kantor HKBP, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (24/2). Foto: Humas SIG

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, bantuan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan poin kelima, yakni kepedulian terhadap disabilitas.

”Kami ingin turut hadir dan membantu peningkatan produktivitas penyandang disabilitas, serta mendukung pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya percepatan peningkatan perekonomian di daerah Sumatera Utara, khususnya Danau Toba yang menjadi destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah,” kata Vita Mahreyni.

Bantuan ini, tambah Vita, juga selaras dengan arahan Kementerian BUMN untuk penyaluran program bantuan tepat sasaran berdasarkan pemetaan kebutuhan dan kepentingan (social mapping).

Terbuka

Kepala Panti Karya Hephata, Pdt. Binsar Nababan menjelaskan, Hephata berasal dari bahasa Yunani yang berarti terbuka. Karena itu, ia berharap karya Panti Hephata membantu cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas, sekaligus terbuka untuk seluruh karya penyandang disabilitas.

Pdt. Binsar Nababan mengatakan, saat ini, 23 penyandang disabilitas yang telah diasuh dan dibina Panti Karya Hephata telah berhasil menghasilkan berbagai macam produk kreatif, antara lain Kopi Racikan Mertua, kukis kopi, kerupuk olahan ikan, bubuk jahe merah, lilin, dan pernak-pernik gantungan kunci.

Anak-anak (penyandang disabilitas) di sini, kata Pdt. Binsar Nababan, memiliki beragam keterampilan. Karena itu SIG mengadakan beragam kegiatan yang sesuai dengan minat mereka.

“Coba bayangkan, kita punya produk lilin yang pelatihnya itu tunarungu dan wicara dan yang membuatnya tunagrahita. Produk lilin kita ini boleh diadu. Kalau kondisi normal tidak ada angin, lilinnya tidak meleleh,” kata Pdt Nababan.

Ada juga anak kita tunagrahita yang bisa buat manik-manik untuk gantungan kunci. Food truck ini kan mobilitasnya tinggi. Jadi selain kopi dan kuliner, apa pun kontribusi anak-anak, itulah yang nanti kita sediakan di food truck ini.

“Jadi kemanapun kami keliling, karya anak-anak ada di situ. Jadi bantuan food truck dari SIG ini sangat berguna sekali untuk membantu pemasaran produk,” jelas Pdt. Binsar Nababan.

Salah satu anak asuh Panti Karya Hephata, Bicardo Siburian dengan dibantu oleh seorang penerjemah, menyampaikan terima kasih kepada SIG atas bantuan food truck. Dia mengaku senang karena bantuan ini akan memudahkannya menjual kopi.

Selain memiliki kemampuan dalam menyajikan kopi (barista), pria berusia 29 tahun ini juga terampil membuat kerajinan manik-manik untuk dijadikan gantungan kunci, serta kerajinan dari akrilik.

Berkat kecerdasan dan keterampilannya tersebut, lulusan D3 Komputer ini difasilitasi untuk mengikuti pelatihan barista untuk disabilitas yang diadakan oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Yogyakarta, selama 2 bulan pada 2022 lalu.

wied