JEPARA (SUARABARU.ID) – Muhammad Nurfuad, Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, dibacok warga saat bertugas. Beruntung, korban hanya mendapatkan luka di tangannya.
Kejadian tersebut bermula saat Muhammad Nurfuad yang juga mahasiswa UNISNU Jepara sedang bertugas melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) di TPS 27. Tepatnya di RT 5 RW 6 Dukuh Sekuping, Desa Tubanan, Kecamatan Kembang.
Ketua Ketua KPU Kabupaten Jepara Subchan Zuhri bersama Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM Muhammadun mengunjungi Muhammad Nurfuad di rumahnya. Turut mengunjungi Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Kembang Agus Dwi Harsono dan Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Tubanan Sutrisno. Hadir pula Petinggi (kepala desa) Tubanan Untung Pramono, serta Bhabinkabtibmas dan Babinsa yang bertugas di Desa Tubanan.
Nurfuad menceritakan, insiden itu terjadi saat Kamis (23/2) pukul 14.30 ia dengan atribut dan identitas lengkap sebagai pantarlih hendak men-coklit di rumah Mintarjo di RT 6 RT 6 Desa Tubanan. Sesampai di depan pintu rumah, ia mencupakan salam dan mengetuk pintu. Beberapa saat kemudian Nur Chasanah (18) membukakan pintu.
Di rumah tersebut ada tiga keluarga yang dicoklit. Setelah hampir tuntas, Nurfuad hendak menempel stiker tanda keluarga tersebut sudah dicoklit. Nur Chasanah berteriak menyebut nama seseorang yang kemudian disebut sebagai ODGJ yang datang dari depan rumah arah belakang Nurfuad dengan membawa sabit.
“Secara spontan, saya berlari ke arah pintu untuk menutup pintu. Saya berpikir di dalam ada anak kecil, dua orang perempuan, dan Ibu Suripah yang sudah sepuh. Saya khawatir terjadi apa-apa di dalam rumah,” tutur Nurfuad.
Ia sekuat tenaga menutup dua daun pintu serta menahannya dari dalam rumah. Sedangkan pelaku yang notabene ODGJ itu mendorongnya dari luar. Dalam waktu cepat, ODGJ tersebut memasukkan sabit melalui sela-sela dua daun pintu dan mengenai tangan kiri Nurfuad.
Dalam kondisi demikian, Nurfuad lantas meminta seluruh penghuni rumah ke luar rumah melalui pintu belakang. Ia kemudian menarik kursi untuk menahan pintu, sebelum kemudian ia bisa meloloskan diri melalui pintu keluar di dapur rumah. Ia meminta pertolongan dalam kondisi terluka dan mendapatkan pertolongan dari warga di rumah tak jauh dari lokasi. Nurfuad dibawa ke petugas medis desa, sedangkan ODGJ diamankan warga dan dibawa ke RSUD Kartini dengan pengawalan Babinsa dan Bhabinkabtibmas setempat.
“Mas Nurfuad dilukai saat membela diri dari ancaman, dan mencoba menyelamatkan seluruh orang yang ada di rumah saat dia sedang menjalankan tugas sebagai pantarlih. Kejadian ini benar-benar tak terduga dan cepat. Mas Nurfuad cukup kuat dengan kejadian yang dialami. Ia tetap akan melajutkan proses coklit. Saya sarankan dia istirahat dulu untuk memulihkan lukanya,” kata Muhammadun.
Ia juga menjelaskan sejak kemarin KPU menindaklanjuti dengan mendata dan mengidentifikasi peristiwa tersebut, untuk mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan untuk jaminan keselamatan kerja penyelenggara pemilu yang mengalami kecelakaan kerja yang dialami Nurfuad. Ia mengapresiasi banyak pihak yang membantu pantarlih sesaat setelah kejadian tersebut, terutama dari Pemerintah Desa Tubanan, petugas medis desa, Babinsa, Bhabinkabtibmas, serta warga terdekat.
Subchan Zuhri mengimbau kepada seluruh penyelenggara pemilu, termasuk adhoc untuk tetap bekerja secara profesional dan menjaga keselamatan. Jika terjadi suatu hambatan atau gangguan, agar bisa segera berkomunikasi dan berkoordinasi dengan jenjang di atasnya dan pihak-pihak terkait. “Sejauh ini kerja pantarlih berjalan lancar. Bahkan untuk capaian, Mas Nurfuad ini sudah hampir tuntas,” kata Subchan.
Petinggi Desa Tubanan Untung Pramono mengapresiasi langkah KPU, PPK, dan PPS yang merespons cepat kejadian tersebut sesaat setelah insiden. “Kami juga berkomunikasi dengan Puskesmas yang memberikan penanganan,” kata Untung Pramono.
Hadepe