Jagung yang sudah dikeringkan diangin-anginkan untuk menghilangkan panas setelah proses pengeringan. Foto: Dok/Lapas

KENDAL (SUARABARU.ID) – Budidaya jagung hibrida merupakan salah satu kegiatan unggulan Lapas Terbuka Kendal dalam program pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam bidang pertanian.

Program tersebut merupakan wujud partisipasi aktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional yang digalakkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Bappenas. Diketahui LPT Kendal mendapat alokasi bantuan benih jagung hibrida dan pupuk untuk lahan seluas 10 hektar.

Menurut Puji Raharjo, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja menyampaikan, proses penanaman hingga masa panen jagung hibrida memerlukan waktu kurang lebih 80-110 hari, atau saat umur tanaman sudah mencapai maksimum. Jagung yang telah dipanen tidak serta merta dapat langsung dipasarkan. Namun, harus melalui beberapa proses pengolahan.

“Proses pengolahan diawali dari pemipilan jagung, dilanjutkan dengan proses pengeringan. Awalnya, jagung dimasukan kedalam mesin pipil untuk memisahkan antara biji dan tongkolnya. Penggunaan mesin pipil ini cenderung lebih efisien karena dapat memangkas waktu dan biaya produksi dibanding pipil secara manual,” jelas Puji, Minggu (12/2/2023).

Selanjutnya, jagung yang sudah dipipil kemudian dikeringkan menggunakan mesin pengering yang berkapasitas 400 kg. Jagung dikeringkan pada suhu 850 derajat celcius dengan estimasi 4-5 jam. Jagung yang sudah dikeringkan, selanjutnya diangin-anginkan untuk menghilangkan panas setelah proses pengeringan. Setelah itu, jagung siap dipacking dan dipasarkan.

“Alhamdulillah, proses pemipilan dan pengeringan sangat terbantu dengan adanya mesin pipil dan oven pengering yang tersedia di lapas. Sehingga, proses pengolahan jagung pasca panen tetap berjalan meskipun cuaca tidak mendukung,” terang Puji.

Sementara itu Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Ari Rahmanto menambahkan, proses pengolahan jagung dengan peralatan modern merupakan salah satu upaya Lapas Terbuka Kendal mengoptimalkan proses pengolahan jagung pasca panen menjadi lebih efektif dan efisien.

“Untuk saat ini kami memiliki tiga unit mesin pengolah jagung berupa mesin pipil, mesin pengering, dan alat pemanas ruangan penyimpanan hasil panen. Kami sangat terbantu dengan peralatan ini karena mempermudah dan mempercepat proses pengolahan hasil panen jagung,” ujarnya.

Pihaknya berharap WBP juga mendapatkan pengetahuan, mulai dari proses penanaman dan dapat mengoperasikan mesin pengolahan hasil panen jagung.

Ning Suparningsih