blank

Oleh : Dewi Fatimah

Disadari air bersih adalah kebutuhan pokok manusia. Merupakan kebutuhan primer, tidak bisa digantikan. Karenanya pemenuhannya menjadi penting, utama dan tidak bisa ditunda. Menyadari hal itu, atas nama upaya peningkatan layanan yang menjadi tuntutan pelanggan, lahirlah Unit Reaksi Cepat Penanganan Gangguan Layanan bagi pelanggan Perumdam (Perumda Air Minum Tirta Jungporo). URC (Unit Reaksi Cepat) itu menjadi jawaban kebutuhan pelanggan atas keluhan gangguan layanan di kawasan Jepara Kota dan sekitarnya.

Rabu (25/1-2023) petang selepas Isya’, saat call center Perumdam berdering. Diseberang telpon suara laki-laki melaporkan kebocoran jaringan pipa Perumdam, di Kuwasen RT 08/02. Air menggenang menghilangkan tekanan dalam jaringan menyebabkan kran pelanggan di kawasan itu tidak mengalir lancar. Bergegas URC (Unit Reaksi Cepat) meluncur ke lokasi mengganti jaringan 2 inch.
Belum sampai di kantor dalam perjalanan pulang, telpon petugas URC berdering lagi. Panggilan perbaikan jaringan di Batealit menunggu ditangani. Waktu hampir menunjukkan pukul 23.00 WIB saat call center kami kembali mengundang perbaikan jaringan. Wajah-wajah petugas itu tidak menunjukkan kepayahan, celotehan penghibur diri bersahutan sekedar pelepas letih. Panggilan tugas “tukang ledeng” untuk memenuhi kebutuhan air bersih, menyatu bersama dengan keinginan memuaskan pelanggan.

Bagi kami rekan kerja URC adalah pejuang air, sama dengan rekan kerja yang selama ini menjadi ujung tombak mengalirnya layanan air di kran-kran pelanggan.
Gangguan layanan yang menyebabkan matinya layanan air bersih dapat terjadi karena pekerjaan yang direncanakan dan tidak direncanakan. Adalah pipa bocor dipinggir-pinggir jalan yang biasa digunakan bis atau truk, parkir. Beban yang berulang itu menyebabkan pipa air Perumdam menjadi pecah dan bocor. Atau faktor usia yang menyebabkan pipa bocor. Juga faktor cuaca yang secara tidak langsung menyebabkan matinya aliran air pelanggan.

Cuaca ekstrim yang terjadi sepanjang musim penghujan, patahnya ranting yang menimpa kabel listrik PLN, padamnya listrik sudah pasti berpengaruh terhadap produksi sumur-sumur Perumdam. Masalahnya, berbeda dengan PLN yang begitu jaringan dinormalkan listrik langsung hidup, aliran air dalam jaringan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat menjangkau jaringan terjauh. Ini karena jaringan pipa yang kosong selama pemadaman, perlu pengisian kembali di setiap labirin jaringan yang panjangnya dapat berkilo-kilo meter.
blank

Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perumdam dengan PLN, diakui turut mempercepat penanganan gangguan layanan. Kesigapan PLN dalam melaksanakan patroli jaringan dan estimasi perbaikannya, patut diapresiasi. Secepat pemberitahuan gangguan PLN diinfokan, Perumdam segera menyebarkan informasi tersebut kepada Kepala Cabang untuk meneruskan pada pelanggan di wilayah terdampak. Upaya itu diharapkan menjawab pertanyaan masyarakat mengapa air tidak mengalir. Sehingga dapat menunggu proses normalisasi jaringan PLN maupun normalisasi jaringan air Perumdam.
Terhadap gangguan layanan yang direncanakan, seperti pekerjaan flasing (pembersihan) jaringan, penggantian pompa motor di sumur-sumur produksi, pemeliharaan jaringan transmisi dan distribusi, Perumdam juga menginfokan pemberitahuan gangguan itu melalui media sosial Perumdam diwilayah terdampak.
blank

Komunikasi ini dianggap penting agar pelanggan Perumdam mengetahui informasi gangguan layanan dan dapat melakukan antisipasi dengan cara menyimpan air dalam tandon sehingga selama proses perbaikan atau normalisasi jaringan dilakukan, pelanggan tetap dapat menggunakan air bersih. Sampai dengan Desember 2022 Perumdan memiliki 18 Unit SPAM yang meliputi 15 (Lima Belas) kecamatan se-Jepara dengan jumlah pelanggan mencapai 59.700 SR (aktif dan segel). Pada wilayah/unit layanan yang terdampak gangguan layanan, Perumdam memberi layanan air tanki (gratis) yang dapat dipesan melalui Kepala Cabang di masing-masing wilayah layanan, agar dapat membantu pelanggan yang darurat air.
Hari menjelang tengah malam, jarum jam menunjukkan pukul 23.00 WIB saat petugas URC kembali ke base camp. Esok pagi rutinitas melayani pelanggan menunggu dituntaskan kembali.

Penulis adalah Direktur Teknik Perumdam Jungporo