blank
Salah seorang pengguna jalan saat melintas pada ruas jalan provinsi, di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Brebes, yang terlihat mulus dan lebar dengan panorama indah di sekelilingnya. Foto: hms

BREBES (SUARABARU.ID)– Ruas jalan provinsi di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Brebes, yang rusak akibat tanah longsor pada 2018 lalu, kini sudah mulus. Pemprov bersama DPU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, terus berupaya merekolasi Jalan Raya Salem-Banjarharjo.

Hasilnya, permukaan jalan kini berubah bentuk menjadi megah nan halus, seusai direlokasi di ruas Bandungsari-Salem atau Kalibaya-Ciwindu Salem.

Ganjar yang juga sempat mendatangi lokasi bencana ketika itu, memang telah bertekad membangun akses, sebagai bentuk penanganan sesegera mungkin. Kini pembangunan jalan telah selesai di akhir 2022 lalu, dan sudah bisa dinikmati pengguna jalan.

BACA JUGA: Kesiapan Literasi Digital Masyarakat Jadi Syarat Mutlak

Sub Koordinator Jalan dan Jembatan Wilayah II Tegal-Brebes, Dinas PU Binamarga dan Cipta Karya Jateng, Rubiyanto, mengatakan, saat ini jalan dalam kondisi siap dilalui masyarakat.

”Saat ini dengan panjang jalan 4,8 km ini sudah selesai, dengan pembangunan selama tiga tahun, atau sejak 2020-2022. Dengan panjang itu, memiliki lebar perkerasan tujuh meter, berem (tambahan) kanan-kiri 1,5 meter, dan saluran kanan-kiri dengan dimensi 80,” kata Rubiyanto di lokasi jalan, Kamis (12/1/2023).

Dijelaskan dia, total keseluruhan lebar jalan tujuh meter, ditambah 1,5 meter, ditambah satu meter kanan-kiri. Sehingga jumlahnya sekitar 12 meter.

BACA JUGA: Luar Biasa, 45.093.933 Orang Berwisata di Jateng

Saat ini, imbuhnya, masyarakat juga terlihat antusias menyambut adanya jalan baru. Karena jalan itu, selain lebar juga bagus dan masih sepi. Masyarakat pun bisa memanfaatkannya untuk sekadar menikmati suasana. Bahkan kalau sore hari dan tidak hujan, jalan pun akan dipenuhi warga.

Tidak hanya itu, tutur Rubiyanto, keberadaan jalan baru ini juga bermanfaat terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Terbukti, sejumlah warga mendirikan warung di sisi kanan-kiri jalan. Warung itu kemudian menjadi tempat bersantai pengguna jalan, sembari menikmati pemandangan di sekitar lokasi.

”Jalan ini juga untuk melangsungkan perekonomian warga dari pedesaan ke kota. Di jalan ini juga banyak masyarakat yang mendirikan warung, bekerja sama dengan Perhutani. Tempat itu akan ramai saat sore hari, karena banyak warga yang berekreasi,” ujarnya.

BACA JUGA: Menteri PUPR Pastikan Normalisasi Sungai SWD I dan II Rampung Tahun Ini, Cegah Banjir Dorang

Adapun dari sisi keamanan terhadap ancaman longsor, menurut Rubiyanto, jalur ini lebih aman, karena berada di atas titik yang longsor pada 2018. Dengan demikian, jalan akan aman saat dilalui masyarakat.

”Jalan ini sekarang lebih aman, dan tidak akan longsor lagi. Jalur ini juga menghubungkan Brebes-Cilacap, namun jalurnya agak ekstrem, ada di jalur bawah untuk tanjakan dan tikungan. Jalur ini juga yang paling dekat menghubungkan Brebes-Cilacap,” terangnya lebih lanjut.

Sebagai informasi, dari data Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng, pembangunan jalan ini dilakukan sejak 2020, dengan nilai kontrak Rp 7 miliar. Di tahun 2021 nilai kontraknya Rp 12 miliar, dan di tahun 2022 nilai kontraknya mencapai Rp 18 miliar.

Riyan