Program ‘Pak Rahman’ menjadi wujud implementasi konsep Bergerak Bersama antara Pemerintah kota Semarang dengan berbagai unsur stakeholder yang ada. Pada dasarnya tujuan ‘Pak Rahman’ adalah menyediakan akses bagi masyarakat agar dapat membeli bahan pangan murah dan berkualitas.
Program ‘Pak Rahman’ unik karena tidak menggunakan dana APBD melainkan swadana pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang maupun penyaluran program CSR perusahaan.
Pak Rahman bertujuan untuk menekan inflasi. Diharapkan masyarakat dapat menjangkau harga bahan makanan. Ada sayur 3 jenis 10 ribu. Ada harga yang di pasarannya 55 ribu di sini bisa dibeli seharga 47 ribu. Ada telur, daging, cabai dan sebagainya.
“Ini didatangkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dari petaninya langsung. Kebetulan Alhamdulillah di Kota Semarang meskipun metropolitan masih ada kelompok taninya. Dan petaninya dari wilayah Mijen juga. Jadi kita memotong rantai distribusi di pangan,” terang Mbak Ita, sapaan akrab Plt. Wali kota Semarang.
Pada Desember tahun ini kita, tambah Ita, juga akan di;luncurkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). “Produk-produk pertanian kalau belum bisa dipasarkan di daerah masing-masing atau kelebihan itu bisa ditampung BUMP tersebut. Kemudian offtakernya dari BUMN-BUMN. Ada ID Food, ada bulog, dan sebagainya sehingga akan membuat masyarakat sejahtera,” tambahnya.
Dikutip dari BUMP.co.id, Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan badan usaha yang dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh petani, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu budidaya dan pengelolaan usahatani.
BUMP merupakan hybrid dari kelembagaan pemberdayaan masyarakat dan bisnis. Pembentukan BUMP ini sejalan dengan Kementerian BUMN yang tengah menyiapkan program BUMN menjadi off taker atau penyerap (penjamin) produksi petani saat panen.
Hery Priyono